INI jawabannya, apakah vaksinasi covid-19 bisa memperbesar alat kelamin. “Para ahli dan dokter menegaskan, kabar yang trending di sosial media itu, tidak benar. Keliru itu. Tidak ada dasar dan basic sainsnya. Tidak ada keilmuan yang menyebutkan hal-hal seperti itu,” tegas Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Batu, drg Kartika Trisulandari.
Ketua Satgas KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) Vaksinasi Covid-19 Kota Batu, dr. Ferdinandus Stevanus Kakiay Sp.PD-FINASIM, juga menampik kebenaran dari beredarnya pemberitaan yang ramai menjadi buah bibir masyarakat belakangan ini, tentang dampak vaksin Covid-19 yang bisa memperbesar alat vital hingga menambah gairah seksual.
“Itu hoax. Karena saya pernah baca jurnalnya, ternyata jurnal itu palsu. Sepertinya sengaja dipalsukan oleh seseorang tak bertanggung jawab. Kalau jurnal yang asli, tulisannya New England Medicine. Tetapi, di jurnal palsu itu, tulisan England-nya bukan pakai E namun pakai I. Jadi pada jurnal palsu itu tulisannya New Ingland Medicine,” bebernya.
Untuk kejadian KIPI di Malang Raya, hingga kini masih aman. Tak ada gejala yang berat hingga harus dilarikan ke RS. Kebanyakan hanya lemas, mual, dan pusing. Karena itu, masyarakat tak perlu takut dengan vaksinasi.
“Setelah observasi satu hingga dua jam dengan dibarengi pemberian obat alergi, keluhan yang muncul itu sudah hilang dengan sendirinya,” papar dr Ferdinandus.
Ketua Vaksinasi Covid 19 RSSA Malang, dr M Anshory SpPD, mengungkapkan, 99% orang yang divaksinasi tidak ada keluhan. Sedang yang 1% keluhan ringan, seperti demam, mual, nyeri bekas suntikan, dan lemas. “Namun, biasanya hanya berlangsung satu sampai tiga hari saja,” jelas Anshory. (Tim DMP-Eka Nurcahyo)