
FINAL CHECK: Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Ir Diana Kusumastuti MT saat melakukan pengecekan persiapan pembanguna RS Lapangan UMM.
Malang – Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Ir Diana Kusumastuti MT, mengunjungi Rumah Sakit Umum (RSU) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Kunjungan hari ini, dilakukan dalam rangka peninjauan lokasi RS lapangan Covid-19 yang akan dibangun di area RSU UMM.
Rektor UMM Dr Fauzan M.Pd mengatakan, pembangunan ini merupakan kerja sama antara UMM, Kementerian PUPR dan Badan Nasional Penanggulangan dan Bencana (BNPB).
Pembangunan akan dimulai Maret bulan ini. Maka kunjungan kerja kemarin itu, untuk melihat kesiapan lokasi dan lainnya.
“Ini merupakan kunjungan final. Sebelum proses pembangunan dilaksanakan bulan Maret. RS ini akan dibangun di lahan 6.000 meter persegi dan dapat memuat 80-90 tempat tidur. Insyaallah bulan April RS ini, sudah bisa dioperasikan,” ujar Fauzan.
Direktur RSU UMM Prof Dr dr Djoni Djunaedi Sp.PD-KPTI mengatakan, RS ini akan memiliki fasilitas yang lengkap.
Meliputi ruang rawat inap, Unit Gawat Darurat (UGD), ruang rontgen, ruang infeksius, Intensive Care Unit (ICU) ventilator dan non ventilator. Ruang bersalin, ruang anak serta incinerator (pembakar sampah ramah lingkungan).
“Kami sangat membutuhkan incinerator. Itu untuk mengolah sampah medis. Jumlah RS yang memiliki incinerator, sangat minim di Jawa Timur. Selama ini, dalam pengolahan sampah medis UMM selalu menggandeng pihak ketiga. Karena itu pembangunan ruang incinerator di RS lapangan ini akan sangat membantu,” kata Djoni.
Lebih panjang Djoni menyampaikan harapannya. Sebelum Ramadan datang, pembangunan RS ini telah rampung dikerjakan. Jangka panjangnya, ketika pandemi covid-19 sudah mereda, akan dialihfungsikan untuk perawatan penyakit lain seperti HIV.
“Jadi ini akan menjadi pusat penyakit infeksi yang ada di Malang. Khususnya di Jawa Timur. Ini memang rumah sakit yang tersendiri. Pelaksanaan pembangunannya akan dimulai minggu depan dan hanya diberi waktu 40 hari,” ujar Djoni.
“Pembangunan RS akan dikebut sebelum puasa. Alat akan dibantu oleh USAID, khusus yang terinfeksi. Kita sudah minta pembangunan ini sejak enam bulan lalu. Kita harus waspada jika sewaktu-waktu angka covid melonjak lagi, second attack,” tutupnya.