Malang – Tiga jurusan komunikasi dari tiga kampus, Universitas Brawijaya Malang, Universitas Mataram dan Universitas Tadulako Palu, menggelar seminar daring. Semangat mengembangkan keilmuan meski masih pandemi covid-19 dan PPKM mikro.
Temanya: Peluang Pengembangan Keilmuan Komunikasi di Era Pembelajaran Digital Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Sesi pertama diisi Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP-UB, Dr Antoni M.Si.
Sesi kedua menampilkan tiga pembicara dari tiga kampus secara panel. Rachmat Kriyantono P.hD (FISIP-UB), Dr Ir Agus Purbatin Hadi M.Si (FISIP-Unram) dan Dr Ilyas Lampe M.Si (FISIP-Untad).
Antoni menyampaikan pihaknya berusaha membangun ilmu komunikasi yang anti arus utama dan memiliki ciri khas Indonesia.
“Kita tidak anti Barat. Karena ilmu yang dipelajari berasal dari sana. Tetapi kita punya agenda ke Indonesiaan,” jelasnya
Kedepannya, UB akan bekerjasama dengan jurusan komunikasi di kampus-kampus lain. Mengembangkan ilmu komunikasi yang berbasis kearifan lokal Indonesia. Rachmat Kriyantono dalam kegiatan itu mengemukakan, komunikasi FISIP-UB sudah melakukan penelitian yang didasari kearifan timur (termasuk lokal Indonesia). Kajian kelokalan itu akan berhasil bila masyarakat Indonesia memiliki kebanggaan dengan hasil lokal.
Ilyas Lampe menyampaikan implementasi, peluang dan tantangan merdeka belajar itu. Targetnya lulusan perguruan tinggi harus kreatif, inovatif, berdaya saing tinggi, memiliki jiwa enterpreneur dan bewawasan global.
“Tetapi tantangan juga banyak, antara lain masalah magang yang berkualitas, pertukaran mahasiswa, program membangun desa dan asisten mengajar,” tambahnya.
Agus Purbatin menjelasan kondisi di NTB dan NTT yang tidak sama dengan di Jawa. Banyak yang harus ditingkatkan, agar pada masa mendatang menjadi lebin baik. (roz/jan)