Malang – Kerumunan saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke Maumere, Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) ditanggapi Politikus Partai Gerindra, Fadli Zon. Ia menyebut kerumunan saat kunjungan presiden tersebut terjadi karena spontanitas. Fadli lantas membandingkan hal tersebut dengan kerumunan Habib Rizieq Shihab.
“Menurut saya, spontanitas seperti itu sulit dihindari. Itu pula yang terjadi dengan kedatangan Habib Rizieq dan acara pernikahan putrinya di Petamburan,” kata Fadli Zon Rabu (24/2), mengutip detikcom.
Menurut Fadli, kerumunan yang terjadi saat kedatangan Presiden Jokowi juga harus ditindak. Agar tidak ada standar ganda yang terjadi terkait penerapan protokol kesehatan.
“Kalau kerumunan ini tidak dipersoalkan, maka demi keadilan seharusnya Habib Rizieq dan para ulama yang kini ditahan sebaiknya dibebaskan saja, karena masyarakat akan menilai ada ketidakadilan dipertontonkan nyata, double standard dan tak memberi keteladanan,” ungkap anggota DPR RI ini.
Fadli Zon juga menyoroti Presiden Jokowi yang menyambut spontanitas warga berkerumun di Maumere dengan berdiri sambil membuka kaca. Ia menilai langkah Jokowi itu bisa diartikan sebagai approval atas kerumunan tersebut.
“Tapi Pak Jokowi juga berdiri menyambut spontanitas itu. Bisa diartikan approval,” ujar Fadli.
Berbeda dengan Fadli Zon, Relawan Covid-19 dr Tirta Mandira Hudi menyebutkan dua peristiwa ini berbeda. Menurut dr Tirta yang juga seorang influencer ini, tidak ada undangan presiden untuk mengumpulkan warga dalam kunjungan ke NTT tersebut.
“Pak Jokowi tidak sama sekali mengajak berkumpul, apalagi bikin promo, bikin undangan, bikin tiket, apalah. Semua pure antusias yang ramai-ramai datang menyambut presiden, ini tugas protokoler mengatur keramaian. Dan emang kalah jumlah,” tulis dr. Tirta di akun Instagramnya, Rabu (24/2).
“Pada salah satu video, sedan Pak Jokowi sampai dikejar warga yang ingin menyapa. Tampak protokoler sampai kewalahan,” imbuhnya.
Dokter Tirta juga berharap, “Semoga kedepan istana lebih selektif dan protektif jika agenda presiden di lapangan karena antusiasme sangat besar,” tutupnya
Dalam unggahan lain, dr Tirta juga menyoroti masih minimnya sosialisasi tentang Covid-19 di daerah. Selama ini edukasi Covid-19 dominan di kota besar Pulau Jawa.
Sebagai informasi, pihak Istana Kepresidenan memberikan penjelasan mengenai kerumunan yang timbul saat Presiden Jokowi tiba di Maumere, Selasa (23/2) kemarin. Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin menjelaskan bahwa saat itu warga sudah menunggu rombongan Presiden Jokowi di pinggir jalan.
“Benar itu video di Maumere. Setibanya di Maumere, Presiden dan rombongan melanjutkan perjalanan menuju Bendungan Napun Gete. Saat dalam perjalanan, masyarakat sudah menunggu rangkaian di pinggir jalan, saat rangkaian melambat masyarakat maju ke tengah jalan sehingga membuat iring-iringan berhenti,” jelas Bey kepada wartawan, Selasa (23/2).
Bey mengatakan masyarakat Maumere spontan menyambut kedatangan Presiden Jokowi. Jokowi pun, menyapa masyarakat dari atap mobil, sekaligus mengingatkan penggunaan masker dengan menunjukkan masker yang digunakannya. (dtk/anw)