Malang – Wakil Bupati Bandung Barat, Hengky Kurniawan Chova membeberkan tiga aspek penting bagi pengusaha muda atau milenial enterpreneur. Yaitu, kreatif, inovatif dan kolaboratif.
“Sebenarnya banyak sekali bidang bisnis di tengah pandemi yang bisa dilakukan. Tapi paling penting, bagi anak muda saat ini, mau tidak untuk memulai. Jadi harus punya keputusan tepat. Harus bisa memutuskan ide. Agar bisa melakukan eksekusi produk,” ujar artis ini.
“Mau memulai, jangan takut gagal. Punya semangat dan mental yang kuat dan menikmati proses yang dilalui. Setiap permasalahan, jadikan motivasi. Pelajari agar mengetahui target pasar yang semakin maju,” ungkapnya saat menjadi narasumber di webinar nasional Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen Universitas Widyagama Malang.
Pandemi covid-19 ini membawa efek domino, pada aspek kesehatan, sosial dan ekonomi. Langkah untuk Flattening the Curve dari cepat dan luasnya penyebaran serta penularan, membawa konsekuensi sosial ekonomi. Tenaga kerja tak terserap, termasuk sektor informal.
Ini disampaikan Tita Nurroswita SE MM, Kepala Bagian Sarana Perekonomian Biro Perekonomian Setda Provinsi Jawa Barat mewakili Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Dia juga hadir dalam webinar Dies Natalis ke-50 Uwiga Malang, kemarin.
“Dari sisi ekonomi sangat jelas. Baik konsumsi, investasi yang terhambat, ekspor impor menurun, pertumbuhan ekonomi menurun tajam,” tegasnya. Sekitar 80 % UMKM terdampak. Menjadi sulit menata ekonomi untuk normal lagi.
Webinar ini mengambil pembahasan mengenai kawula muda, yaitu Today’s Business for Young Entrepreneurs. Narasumber yang digaet, adalah tokoh yang paham betul penanganan utamanya.
Antara lain: Moh Supriyadi (Ketua Umum JAPNAS Jatim), Heru Nurwahyudin SE (Owner & CEO Makaroni Superheru), Anggrean Renozanarca (Direktur Operasional Profile Image Studio), Hengky Kurniawan Chova (Wakil Bupati Bandung Barat) dan Dr (HC) H Ridwan Kamil ST MUD (Gubernur Jawa Barat).
Heru Nurwahyudin mengatakan, selayaknya digitalisasi juga merambah desa. “Amati, tiru, modifikasi tidak masalah dalam menentukan produk. Hanya saja, harus bisa punya keunikann sendiri, agar laku di pasaran. Terkait masa digitalisasi, generasi milenial perlu memikirkan bagaimana solusi terbaik. Agar digitalisasi bisa diterapkan dalam segmen pasar lebih kecil, seperti desa,” terangnya.
Moh Supriyadi juga senada. Salah satu pemulihan perekonomian melalui digitalisasi adalah momentum bagi UMKM yang dapat dilakukan masyarakat. Bagi pemula yang ingin memasuki dunia bisnis. Apalagi di masa pandemi. Dapat dimulai dengan memunculkan ide bisnis yang berhubungan dengan kesehatan. Banyak bisnis yang dapat dilakukan dan tentunya menguntungkan.
“Salah satu strategi adalah mengetahui atau mencari ilmunya lebih dulu Bagaimana cara memanfaatkan digitalisasi dan koneksi. Serta pembelajaran seperti mengikuti webinar bisnis dan pembinaan yang dilakukan di kampus,” ujar Supriyadi.
Dalam momen yang sama, Anggrean Renozanarca menuturkan. Syarat awal memulai bisnis itu, adalah mental kuat untuk siap gagal. Mindset yang kuat diperlukan. Agar dapat menanggulangi kegagalan atau kesulitan untuk menyelesaikan masalah. Semua hal yang terjadi dalam proses bisnis merupakan jalan menuju sukses. Kedua, adalah niat, relasi dan sinergi.
“Hal penting lain yang perlu diperhatikan adalah pencatatan keuangan yang harus sangat clear. Karena jika dalam penulisan keuangan terdapat ketidakjelasan, bisa membuat penurunan ataupun kerugian yang dialami perusahaan tidak pernah diketahui. Sehingga yang ada malah mengalami kemunduran,” kata Reno.
Kaum muda disarankan aktif dalam pengembangan teknologi dan mengetahui digitalisasi yang sedang terjadi dalam negeri maupun luar negeri. Pemanfaatan alat teknologi serta kawasan ekonomi khusus yang ada di sekitar.
“Dalam pengembangan usaha melalui digitalisasi, poin penting yang harus diketahui adalah kolaborasi. Baik teknologi maupun partner bisnis. Menentukan partner, kita perlu menyelaraskan tujuan dan mengamati serta mempertimbangkan apakah komitmen partner sama dengan yang kita miliki,” pungkas Reno. (*jan)