Malang – Kota Malang kini memiliki 1.120 Posko. Untuk pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro. Posko itu tersebar di lima kecamatan di Kota Malang.
‘’Di Kota Malang ada 1.120 Posko PPKM Mikro. Ini terus dilakukan tiap RT harus ada posko,’’ kata Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji, saat Rapat Evaluasi PPKM Mikro di Ngalam Command Center (NCC) Balai Kota Malang, Kamis (18/2).
Pemkot Malang, juga telah menyiapkan dana pelaksanaan PPKM Mikro. Rinciannya, dana operasional posko sejumlah Rp129 juta untuk lima kecamatan dan 57 kelurahan.Kemudian, dana operasional RT/RW total sejumlah Rp2,415 miliar. Dana operasional tersebut, sudah diajukan pencairannya sejak 17 Februari 2021 lalu.
Sutiaji menginisiasi, agar PPKM Mikro tidak berbatas waktu. Sehingga, pelaksanaan PPKM Mikro bisa terus berlangsung hingga pandemi Covid-19 berakhir.
‘’Jadi PPKM itu, saya kira tidak usah ada batas waktu. Sampai pandemi ini berakhir. Hanya saja seperti WFH-nya kita ubah, 75 WHO-nya dan yang 25 WFH dan unit usaha juga gitu,’’ ujarnya.
Semantara itu, zonasi Covid-19 tiap RT di Kota Malang, per 17 Februari 2021, menunjukkan ada 4.026 RT kategori zona hijau dan ada 48 RT yang berkategori zona kuning. RT di Kota Malang tidak ada yang berzonasi oranye dan merah. Status RT kategori zona kuning terbanyak berada di dua kecamatan. Blimbing dan Sukun.
Grafik penambahan kasus konfirmasi positif Covid-19, turun signifikan selama periode PPKM Mikro ini. Hal ini merupakan dampak dari usaha pencegahan selama periode PPKM pertama dan kedua.
Sementara itu, untuk vaksinasi tahap dua, bagi petugas pelayanan publik dan lansia, rencananya akan menggunakan vaksin buatan Bio Farma sebagai pengganti vaksin Sinovac yang sebelumnya digunakan pada tahap satu.
Hal tersebut juga dibenarkan Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Malang, dr Husnul Muarif. Untuk Kota Malang tahap kedua bakal menggunakan produksi Bio Farma yang diberi nama vaksin Covid-19.
Sebenarnya, untuk vaksin Sinovac ini dikatakan tidak ada perbedaan yang cukup signifikan, sebab bahan dasar yang digunakan kedua vaksin ini bisa dibilang sama.
‘’Perbedaanya mungkin hanya dari prosesnya saja. Kalau yang pertama kan langsung dari China dalam bentuk vaksin. Kemudian yang kedua ini adalah bahan dasarnya saja kemudian diolah oleh Bio Farma,’’ ungkapnya saat diwawancarai awak media melalui sambungan telpon.
Dari situ, Husnul menegaskan, dalam pembuatan vaksin Covid-19 ini, diklaim tidak ada tambahan kandungan. Masih sama dengan vaksin Sinovac.
‘’J adi dari bahan dasar vaksin dari Tiongkok itu, kemudian bagaimana pengolahannya saya kurang tahu, cuman dari bahan dasar itu diolah diproses menjadi vaksin,’’ ujarnya.
Sementara itu jika dilihat untuk efikasi vaksin Sinovac yang digunakan di tahap satu, sudah sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan World Health Organization (WHO) diatas 50 persen, sebesar 65,3 persen.
Sebagai informasi, untuk persiapan vaksinasi tahap dua di Kota Malang, kini sedang dalam tahap pengumpulan data dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD), yaitu di bagian Petugas pelayanan publik. (jof/rdt)