Malang – Sungguh terasa tidak nyaman ketika sedang tibur tiba-tiba bangun di tengah malam. Sebab, biasanya kita kesulitan untuk kembali tidur setelahnya. Padahal, rutinitas aktivitas pagi hari sudah menunggu. Namun, hal ini ternyata cukup umum terjadi.
Studi terhadap 8.937 orang yang dilakukan Sleep Medicine mengestimasikan, ada sekitar sepertiga orang dewasa di AS yang terbangun di malam hari, setidaknya tiga kali dalam seminggu. Selain itu, 40 persen di antaranya kesulitan untuk kembali tertidur.
Apabila Anda kerap mengalami, salah satu dari enam penyebab ini mungkin bisa menjawab permasalahan itu. Seperti dilansir SELF, pertama adalahsuasana kamar tidur tidak kondusif. Ketika kita tidur, tubuh melalui empat tahapan tidur dan rapid-eye movement (REM).
Tahap I adalah yang paling ringan.Menurut dokter pengobatan tidur dari The Ohio State University Wexner Medical Center, Rita Aouad, MD, pada tahap itulah seseorang biasanya mudah terbangun akibat hal-hal seperti pintu yang ditutup, cahaya lampu mobil orang yang lewat dan tembus lewat jendela kamar, serta apapun yang sifatnya adalah faktor lingkungan, seperti kamar yang terlalu panas atau dingin.
Cobalah menciptakan lingkungan kamar tidur yang nyaman, dengan mematikan lampu, menjaga suhunya, agar tetap sejuk, dan pastikan tidak ada suara yang mengganggu. Hal-hal ini memang di luar kontrol, tapi bisa dilakukan, seperti memasang kipas angin atau pendingin ruangan jika suhu terlalu panas.
Kedua,kecemasan. Menurut Mayo Clinic, sulit tidur adalah salah satu gejala gangguan kecemasan yang paling umum terjadi. Seseorang yang mengalami gangguan kecemasan bisa saja punya masalah yang terus mengganggu, bahkan ketika tidur. Seperti mengalami mimpi buruk atau denyut jantung yang kencang.
Selain itu, menurut dokter dari New York, Nesochi Okeke-Igbokwe, MD, beberapa orang juga mengalami serangan panik nokturnal. Artinya, mereka mungkin mengalami episode kepanikan hebat sementara yang membuat mereka terbangun. Jika masalahnya berkaitan dengan kecemasan, pastikan meminta bantuan profesional untuk mengetahui penyebabnya dan mendapatkan saran perawatan yang tepat.
Ketiga, ingin buang air kecil. Jika Anda sering terbangun di malam hari untuk buang air kecil, mungkin mengalami nokturia. Menurut Cleveland Clinic, penyebab nokturia termasuk minum terlalu banyak cairan sebelum tidur, infeksi saluran kemih, hingga kandung kemih yang terlalu aktif.
Diabetes tipe 1 atau tipe 2 yang tidak terobati juga bisa menjadi faktor lainnya. Membuat seseorang memiliki terlalu banyak gula dalam aliran darah, sehingga memaksa tubuh mengeluarkan cairan dari jaringan tubuh. Jika mengurangi asupan cairan di malam hari tidak bisa mengatasi masalah, segeralah berkonsultasi dengan dokter.
Keempat, minum alkohol. Alkohol bisa mengganggu tahap tidur kita melalui berbagai hal. Misal, minum alkohol kerap dikaitkan dengan tidur tahap 1 yang lebih sering di paruh malam kedua. Padahal, tidur tahap 1 adalah periode ketika kita akan lebih mudah bangun karena faktor lingkungan. Setiap tubuh memang memetabolisme alkohol dengan cara yang berbeda-beda, tergantung faktor seperti genetik, pola makan dan bentuk tubuh.
Namun, internis tersertifikasi dari Stony Brook Medicine,Alexea Gaffney Adams, MD merekomendasikan untuk berhenti minum alkohol setidaknya tiga jam sebelum tidur. Waktu itu dianggap cukup untuk tubuh memproses alkohol. Jika memungkinkan, pangkas konsumsinya sama sekali.
Kelima, punya sleep apnea. Yaitu, kondisi ketika kita secara berulang kali, sebagian, atau seluruhnya, berhenti bernapas ketika tidur. Kondisi itu bisa terjadi puluhan kali dalam satu jam, atau bahkan ratusan kali dalam semalam dan dapat mengakibatkan jeda yang diikuti dengan dengkuran keras dan bangun singkat ketika kita menghirup udara. Pergilah ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.
Perawatan paling umum untuk apnea tidur adalah mesin tekanan saluran napas positif berkelanjutan (CPAP), yang pada dasarnya adalah masker yang dikenakan oleh pasien selama tidur untuk membantu menjaga saluran udara tetap terbuka.
Keenam,makan mepet waktu tidur atau tidak makan cukup. Berbaring beberapa saat setelah makan bisa membuatmu sulit tidur. Salah satu penyebabnya adalah refluks asam, yaitu asam di dalam perut naik ke tenggorokan dan menumbulkan heartburn.
Makan makanan bergas juga bisa menyebabkan ketidaknyamanan pada perut yang dapat mengganggu tidur. Namun, tidak cukup makan juga bisa membuat kita terbangun di tengah malam karena kelaparan. Rasa lapar juga bisa mengacaukan gula darah saat tidur, terutama bagi penderita diabetes.
Pada akhirnya, ada banyak kemungkinan penyebab mengapa seseorang sering terbangun di tengah malam. Beberapa penyebab dapat diatasi dengan cara melakukan perubahan pola hidup, sementara lainnya tidak. Jika Anda merasa sudah mengubah sejumlah hal, namun tetap mengalami masalah tidur, cobalah berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan saran medis yang tepat.(Kpc/ekn)