
Walikota Batu Dewanti Rumpoko( Foto: Ananto/HARIAN DI’S WAY MALANG POST)
Batu – Pandemi Covid-19 benar-benar membuat sistem perekonomian anjlok. Tak terkecuali di Kota Wisata Batu (KWB). Apalagi, pondasi utama perekonomian di Kota Batu adalah sektor pariwisata. Seperti diketahui, saat ini sektor pariwisata lesu dihantam badai pandemi.
Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko, mengaku belum mengetahui pasti pertumbuhan ekonomi di Batu. Namun, pandemi Covid-19 ini membuat pendapatan asli daerah (PAD) KWB tahun 2020 turun sebesar 28 persen. Tahun 2019, PAD Batu sebesar Rp 200 miliar.
“Meski begitu, kami masih tetap bersyukur. Karena, kondisi usaha mikro, kecil dan menengah Kota Batu masih bisa terus bertahan, meski ada goncangan pandemi dan hasilnya masih belum semaksimal seperti tidak ada pandemi. Karena itu, mari semua senantiasa berdoa dan melakukan tindakan, agar pandemi ini bisa cepat berakhir,” tutur Dewanti kepada Di’s Way Malang Post.
Diceritakan Dewanti, untuk pertumbuhan ekonomi di Kota Batu sebelum pandemi mencapai 6,4 persen. Angka itu bisa dikatakan cukup tinggi. Namun, ketika ada pandemi, terutama saat awal-awal pandemi, kondisi ekonomi Kota Batu menurun drastis hingga minus 8 persen. Sementara itu pertumbuhan ekonomi Kota Batu di masa pandemi ini diproyeksikan 3 sampai 4,5 persen.
“Hal itu dikarenakan sektor andalan kami, seperti hotel dan tempat wisata harus tutup. Meski begitu, kami bersyukur. Seiring berjalannya waktu sudah bisa mulai bangkit dari keterpurukan. Mudah-mudahan kondisi ini bisa terus membaik, dan jangan lupa untuk senantiasa menjalankan protokol kesehatan (prokes),” ujarnya.
Guna segera membangkitkan kondisi perekonomian di Kota Batu, Dewanti melarang Bagian Umun membeli kebutuhan dari kota lain. Namun, harus membeli kepada UMKM di seluruh Kota Batu. Dengan usaha itu, kini kondisi UMKM Kota Batu mulai bangkit kembali, meski masih belum maksimal seperti semula.
Lebih lanjut, Dewanti mengungkapkan, angka kedatangan wisatawan ke Kota Batu sepanjang 2020 hanya 2,5 juta orang. Padahal, tahun sebelumnya mencapai 7,2 juta orang. “Atau bisa dikatakan penurunannya hampir 70 persen. Itu situasi kondisi wisatawan saat ini,” ungkapnya.
Meski begitu, pihaknya selalu optimistis, kondisi perekonomian di Batu akan bangkit kembali. Walau kondisi saat ini sedang sulit-sulitnya. Salah satu penyebab rasa optimisme itu, karena saat ini vaksin Covid-19 telah ada.
Dalam masa pandemi seperti saat ini, Kota Batu mampu menyumbang kontribusi perekonomian di Jatim sebesar 0,70 persen. Kota Surabaya menjadi yang paling tinggi menyumbang kontribusi perekonomian Jatim, yaitu sebesar 24,42 persen.
Di Jatim sektor ekonomi yang paling terpuruk saat pandemi Covid-19 adalah; pariwisata, konstruksi, transportasi, pertambangan, otomotif, dan usaha mikro. Sedang yang berpotensi mengalami kenaikan adalah; pertanian, jasa logistik, jasa telekomunikasi, elektronik, makanan dan minuman.(ano/ekn)