Malang – Seorang guru honorer, Hervina dipecat kepala sekolah di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Pasalnya, mengunggah gajinya senilai Rp 700 ribu di media sosial. Anggota Komisi III Andi Rio Idris Padjalangi mengatakan, dirinya akan memberikan pendampingan hukum dan dukungan secara penuh.
“Saya sudah mempersiapkan tim hukum untuk membela guru Hervina. Seharusnya hal ini tidak boleh terjadi dan terkesan dipaksakan serta arogansi kekuasaan pihak sekolah,” kata Andi Rio dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (12/2).
Menurut Andi, seharusnya pihak sekolah dapat mengutamakan langkah tabayun atau klarifikasi terlebih dahulu terhadap Hervina. Bukan langsung mengambil tindakan pemecatan dan sewenang-wenang. Andi Rio mendesak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Dinas Pendidikan setempat dapat memperhatikan permasalahan ini dengan mengedepankan komunikasi kedua belah pihak.
“Langkah itu untuk mencari solusi dan menarik atau membatalkan keputusan pemecatan guru honorer Hervina. Saat ini Indonesia masih kekurangan tenaga pendidik, mengapa justru di pecat tanpa alasan yang jelas, ini sangat memalukan,” ujarnya.
Politisi Partai Golkar itu menilai kondisi guru honorer di Indonesia masih memprihatinkan secara keseluruhan. Itu harus menjadi perhatian semua pihak. Harus segera diselesaikan oleh pemerintah. Dia meyakinkan unggahan guru honorer Hervina merupakan salah satu upaya. Dari sekian juta guru honorer yang ingin mengalami perubahan. Agar dapat meningkatkan kesejahteraan di Indonesia. Faktanya gaji guru honorer masih minim dan dan tidak cukup untuk membiayai kebutuhan hidup keseharian.
“Kejadian yang menimpa guru Hervina merupakah kondisi yang ironis. Di tengah pekerjaan yang mulia sebagai tenaga pendidik. Namun masih menerima gaji yang minim dan tidak cukup untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari,” tuturnya. Menurut dia, guru merupakan pahlawan tanpa tanda jasa dan banyak mencetak generasi bangsa. Sehingga harus diberikan kesejahteraan yang layak agar dapat mencetak generasi yang unggul dan mampu bersaing dengan negara lain. (jan/jpn)