
Malang – Komunitas pendonor plasma konvalesen bersama Fakultas Kedokteran Univeritas Brawijaya (FKUB), mengadakan webinar edukasi bertajuk “Menjaga Kebugaran Penyintas Covid.”
Webinar yang diadakan via zoom pada Sabtu (6/2) kemarin, merupakan rangkaian dari kegiatan komunitas yang bertujuan untuk menjaring orang yang sembuh dari Covid -19, sekaligus sosialisasi tentang donor plasma konvalesen, agar para penyintas Covid-19 ini memiliki pengetahuan tentang plasma, dan mau ikut donor untuk membantu sesama.
Peserta webinar ini datang dari seluruh Indonesia, baik para penyintas Covid -19, dokter, tenaga kesehatan, hingga anggota komunitas dan relawan.
Ada sejumlah materi yang dipaparkan dalam webinar ini. Ada materi “Bagaimana Cara Agar Penyintas Covid-19 Tetap Fit” yang dibahas oleh dr. Shinta Oktya Wardhani,Sp.PD-KHOM. Kemudian “Apakah Saya Memenuhi Syarat Berdonor Plasma” dibahas oleh Dr.dr. Niken Ritchie, M.Biomed. Tak ketinggalan Prof.drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., PhD, yang merupakan Jubir Satgas Covid-19.
Ada buku menarik yang disipakan bagi peserta webinar. Buku ini ditulis oleh Prasetyo Nurhardjanto. Ia merupakan koordinator relawan Satgas Covid-19 Pusat.
Penggagas Komunitas Pendonor Plasama Konvalesen, dr. Ariani, M.Kes, Sp.A (K)mengatakan, sang penulis Prasetyo Nurhardjanto pernah terkena Covid-19 dan diopname di rumah sakit selama 14 hari. Setelah keluar dari rumah sakit, ia melakukan isolasi mandiri di rumah selama 7 hari. Selama isolasi mandiri inilah dia menulis buku.Menariknya, seluruh hasil dari penjualan bukunya ini ia berikan pada anak-anak penderita kanker dan para penyintas Covid-19.
Selain memberi inspirasi lewat buku, Prasetyo Nurhardjanto juga mendonorkan plasma konvalesen sebanyak 5 kali dan melakukan donor darah biasa sebanyak 200 kali.
“Tidak hanya beliau, sudah banyak juga orang-orang yang sering mendonorkan plasma konvalesen. Bahkan di Kota Malang pun seorang perawat dari RSSA sudah pernah melakukan donor plasma konvalesen hingga 5 kali,” beber dr. Ariani.
Perlu diketahui, donor plasma konvalesen berbeda dengan vaksin yang sifatnya untuk mencegah. Donor plasma konvalesen ini merupakan terapi bagi pasien yang sedang diopname atau sudah mengalami gejala, sehingga donor plasma konvalesen ini tidak dapat digunakan untuk mencegah Covid-19.
Melalui sosialisasi ini, dr. Ariani berharap semakin banyak penyintas Covid-19 yang tergerak untuk mendonorkan darahnya. Karena plasma mereka sangat berharga bagi pasien yang tengah berjuang untuk sembuh dari Covid-19. (ryn/anw)