Malang – Satuan Tugas Penanganan Covid-19, segera menyetujui penggunaan alat Gadjah Mada Electric Nose Covid-19 atau GeNose C19. Rencananya GeNose akan digunakan di fasilitas transportasi umum, untuk screening penumpang.
‘’Kami nanti malam (Senin malam, red.) rapat dengan Satgas Covid-19. Infonya akan memberikan kewenangan kepada kami, untuk memberikan surat keterangan bahwa ini (GeNose) sudah bisa dipakai,’’ kata Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR, Senin (25/1).
Budi menuturkan, jika kepastian tersebut sudah didapatkan, GeNose sudah bisa digunakan pada 5 Februari 2021. Penggunaan GeNose, akan dilakukan bertahap dan yang paling utama akan dilakukan di moda transportasi kereta api.
‘’Kami promosikan GeNose produk dalam negeri. Harganya murah sekitar Rp 20 ribu. Suatu kebanggan bagi kita protokol kesehatan kita bisa lakukan,’’ kata Budi.
Sementara itu, Anggota Komisi V DPR Sudewo menilai, penggunaan GeNose di moda transportasi umum sangat bagus. Terlebih alat tersebut merupakan produk dalam negeri.
‘’Program UGM tidak diragukan validitasnya dan kualitasnya. Kalau bisa ini bisa untuk masyarakat luas. Kalau hanya Rp 20 ribu, saya rasa secara mandiri siaplah,’’ tutur Sadewo.
Saat ini, PT Kereta Api Indonesia (Persero), masih menunggu regulasi resmi dalam penggunaan GeNose untuk penumpang. Rencananya, GeNose akan digunakan dalam pemantauan Covid-19 pada pengguna moda transportasi umum.
‘’Ya (aturan resmi), tentunya kami menunggu arahan lebih lanjut dari Kemenhub,’’ kata VP Public Relations KAI Joni Martinus, seperti dilansir Republika.
Meskipun begitu, Joni mengatakan KAI berencana akan membeli GeNose C19. Dia menuturkan, alat tersebut nantinya akan digunakan di berbagai stasiun kereta api setelah regulasi penerapannya sudah diterbitkan.
Hanya saja, KAI belum bisa mengungkapkan berapa banyak alat GeNose yang akan dipesan untuk diterapkan di stasiun kereta api. ‘’Itu (pemesanan alat GeNose) masih dalam pembahasan,’’ ujar Joni.
Dia menambahkan, pada dasarnya KAI menyambut baik inovasi yang dihadirkan oleh anak bangsa. Khususnya dalam rangka menghadirkan layanan deteksi Covid-19 yang cepat, murah dan akurat.
Sementara itu Ketua Tim Pengembang GeNose, Prof. Kuwat Triyana menjelaskan, secara resmi sudah dapat izin edar Kemenkes RI AKD 20401022883, untuk mulai dapat pengakuan regulator dalam membantu penanganan Covid – 19 dalam screening cepat.
‘’GeNose C19 hasil produksi masal batch pertama didanai oleh BIN dan Kemenristek/BRIN untuk di distribusikan. Harapannya agar jumlah GeNose C19 masih terbatas dapat memberikan dampak maksimal,’’ katanya dalam keterangan resmi.
Tim berharap bila ada 1.000 unit kelak, maka akan mampu melakukan tes sebanyak 120 ribu orang sehari. Bila ada 10 ribu unit, sesuai target di akhir Februari, maka Indonesia akan bisa menunjukkan jumlah tes Covid-19 per hari terbanyak di dunia. Yakni 1,2 juta orang per hari.
Kuwat mengatakan, dengan kemampuan tes sebanyak itu, bisa menemukan orang terinfeksi Covid-19 tanpa gejala (OTG) dan segera diambil tindakan isolasi atau perawatan. Sehingga rantai penyebaran dapat segera terputus.
Biaya tes dengan GeNose hanya sekitar Rp 15-25 ribu. Hasil tes juga sangat cepat. Sekitar 2 menit. Serta tidak memerlukan reagen atau bahan kimia lainnya. Selain itu, pengambilan sampel tes berupa hembusan nafas, juga dirasakan lebih nyaman dibanding usap atau swab. (*rdt)