Malang – Pengalaman adalah guru sejati. Ini benar-benar dialami Zidni Ilman Nafian. Beberapa bulan lalu, kendaraan bermotornya kehabisan oli. Padahal ia berada di tengah perjalanan. Jelas itu sangat menyulitkannya.
“Saya harus mendorong. Mencari bengkel terdekat. Selain menghabiskan tenaga juga menghabiskan waktu,” ceritanya. Berangkat dari masalah itu, semangat berkreasi dan berinovasi muncul.
Pandemi covid-19 pun tak menghambat. Keinginan memberikan manfaat bagi kemaslahatan masyarakat. Zidni bersama dua temannya pun merancang alat.
Fungsinya mendeteksi kelayakan oli. Diletakkan di dekat penutup oli kendaraan. Bisa menilai oli yang dipakai masih layak atau tidak.
“Sebelum dicoba, kami sudah menyusun base data untuk range kekentalan oli. Ada beberapa level yang sudah dibuat. Mulai dari tingkatan oli bagus, sedang hingga tidak layak,” tutur mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.
Berdasarkan data yang disusun. Alat itu mengirimkan sinyal ke aplikasi yang sudah tersemat di smartphone. Aplikasi itu, memberikan peringatan dan notifikasi.
Sehingga pemilik kendaraan bisa tahu. Ketika oli sudah tidak layak pakai. Ini sangat membantu menentukan kapan oli harus diganti. Tidak sekedar kira-kira.
“Kami tentu lebih bahagia, jika alat ini bisa digunakan masyarakat. Terutama bagi mereka yang memiliki kendaraan bermotor. Jadi mereka tidak perlu mengira-ngira atau mengecek kelayakan olinya secara manual,” pungkas Mahasiswa Teknik Mesin ini.
Merancang alat pendeteksi kelayakan oli berbasis android ini, tidak dilakukan Zidni sendiri. Ia kerja bareng dengan Alifia Oriana dan Aldiansyah Wahyu. Dibimbing dosennya, Budiono S.Si MT.
Inovasi mereka ini juga lolos tahap pendanaan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas). Bahkan mereka menyabet penghargaan di event Internasional Science Technology and Engineering (ISTEC) di Bandung tahun lalu.
Alat pendeteksi kelayakan oli ini, juga meraih juara 3 dalam kompetisi Pekan Kreativitas Mahasiswa antar Perguruan Tinggi Swasta Tingkat Nasional (Pimtanas) Desember 2020. (roz/jan)