Malang – Ada yang menarik dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 nanti. Yakni dalam proses verifikasi data, sebelum dilakukannya vaksinasi. Ada sebuah aplikasi, untuk menginput data para pasien. Aplikasi itu adalah Primary Care (P-Care) milik BPJS Kesehatan. Pada aplikasi itu, tidak sekadar untuk input daftar nama. Tapi juga screening pasien, serta penerbitan kartu vaksin. Yang menandakan orang tersebut telah dilakukan vaksinasi.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Malang, Dina Diana Permata mengatakan, BPJS kesehatan dalam proses vaksinasi ini, diberi amanat untuk menyiapkan aplikasi. Yang bisa digunakan untuk pencatatan, hingga penerbitan kartu vaksin.
‘’Oleh sebab itu, BPJS Kesehatan telah mempersiapkan aplikasi P-Care. Yang akan digunakan oleh seluruh fasilitas kesehatan (faskes), yang telah ditunjuk oleh Dinas Kesehatan di daerah masing-masing, untuk melakukan vaksinasi,’’ ungkapnya kepada Di’s Way Malang Post.
Aplikasi ini sendiri, berbasis web yang hanya akan diberikan kepada setiap faskes, yang telah ditunjuk oleh Dinas Kesehatan, sebagai tempat vaksinasi. Jadi, kata dia, tidak semua faskes bisa mengakses aplikasi tersebut.
‘’Ini karena di dalam aplikasi P-Care itu nanti, akan diberikan data peserta yang menjadi sasaran vaksinasi. Selain itu dalam setiap faskes, akan mendapatkan data jumlah peserta vaksinasi yang berbeda-beda,’’ ungkapnya.
Sehingga, lanjut Dina, user password hanya diberikan kepada setiap faskes, yang telah ditunjuk dan telah di-SK-kan melalui Kepala Dinas Kesehatan, pada masing-masing daerah.
Sesuai tahapan yang ditetapkan pemerintan, dalam vaksinasi tahap pertama, ditujukan kepada nakes, pejabat pemerintah dan petugas pelayanan publik. Setelah itu, masyarakat tergolong rentan dari segi sosial, ekonomi, geospasial. Baru kemudian diberikan kepada masyarakat umum.
Dikatakan dia, terdapat indikator tersendiri untuk menentukan target sasaran penerima vaksin. Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) akan menyaring daftar peserta. Yakni data yang bersifat top down, kemudian didistribsuikan ke masing-masing faskes.
‘’Jadi betul-betul tersaring, seperti segi usia. Usia 18-59 tahun, tak boleh lebih 60 tahun. Data-data dari berbagai sumber akan disaring KPCPEN,’’ ungkapnya.
Penyaringan kedua, saat pelaksanaan vaksin di meja dua tahapan screening. Petugas akan menanyakan sejumlah pertanyaan kepada peserta, sebelum dilakukan vaksinasi. Bertujuan untuk mendeteksi kondisi saat itu. Serta memiliki penyakit penyerta atau tidak. Pernah terkonfirmasi positif Covid-19 atau belum.
‘’Jika tidak memungkin kondisi kesehatannya pada saat itu, akan ditunda proses vaksinasinya. Dan secara otomatis terjadwal ulang. Serta akan di SMS lagi dikemudian hari,’’ jelasnya.
Terpisah, Sekretaris Dinkes Kota Batu, dr. Yuni Astuti menjelaskan hingga saat ini, jumlah vaksinator yang dimiliki oleh Kota Batu ada 76 orang.
‘’Dalam setiap faskes, kami akan menyiapkan lima petugas vaksinator. Sementara itu, untuk teknisnya nanti dalam satu kali sesi, membutuhkan waktu sekitar dua jam. Untuk 20 sasaran dengan jumlah petugas lima orang,’’ bebernya.
Sementara itu, untuk pelayanan vaksinasi di Kota Batu sendiri ada sembilan tempat. Yakni di lima Puskesmas yang ada di Kota Batu. Yaitu di Puskesmas Batu, Sisir, Bumiaji, Beji dan Puskesmas Junrejo.
Serta di empat RS rujukan Covid-19 yang sudah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Meliputi RS Hasta Brata, Karsa Husada, Baptis dan RS dr. Etty Asharto. (ano/rdt)