Malang – PT Liga Indonesia Baru (PT LIB), kembali gagal memberikan kepastian, kapan kompetisi Liga 1 2020/21 bisa dilanjutkan. Dalam Owner Club Meeting Liga 1 2020/21 secara virtual, Jumat (15/1) lalu, berakhir tanpa keputusan.
Meski diantara 18 tim anggota Liga 1 2020, mayoritas mengusulkan pembubaran Liga 1 2020 dan digelarnya Liga 1 2021, dengan proyeksi penyelenggaraan Maret sampai November 2021.
Berbeda dengan sikap yang diambil manajemen Arema FC. Mereka tetap mengusung optimistis tinggi, akan ada lanjutan kompetisi Liga 1 2020, yang terhenti pada laga pekan ketiga, Maret 2020 silam. Karena pandemi virus corona (Covid-19).
‘’Kita dari Arema FC berusaha untuk optimis, sepakbola bisa digelar kembali. Arema menaruh harapan tinggi di pergantian pucuk pimpinan Polri, yang akan dilakukan sebentar lagi. Setelah masa purnabhakti Kapolri Jenderal Idham Aziz, yang akan digantikan calon tunggal Kapolri, Kabareskim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo. Kami memohon agar izin atas terselenggaranya kompetisi, dengan tetap patuh kepada aturan pemerintah tentang protokol kesehatan, bisa menjadi perhatian,’’ ujar Media Officer Arema FC, Sudarmaji.
Setidaknya lahir enam poin bahasan, yang dihasilkan dari pertemuan antara PT LIB, selaku operator dengan 18 klub Liga 1. Pertama, mayoritas klub Liga 1 mengusulkan pembubaran Liga 1 2020. Kedua, mayoritas klub juga usulkan digelarnya Liga 1 2021, dengan proyeksi penyelenggaraan Maret-November 2021. Kemudian, PSM Makassar mengusulkan penghapusan sistem degradasi untuk Liga 1 2021. Didukung Barito Putera, Borneo FC, Persita Tangerang dan PSS Sleman. Poin keempat, PT LIB mengajukan permintaan 5.000 paket vaksin Covid-19 dan nantinya akan dibagikan untuk klub anggota Liga 1. Poin kelima, RUPS para pemegang saham PT LIB akan digelar Februari atau Maret 2021. Keenam, hasil meeting akan diteruskan ke PSSI untuk segera ditindaklanjuti.
‘’Apapun itu, kami berkeyakinan Liga 1 2020 tetap berlanjut. Sepak bola ini menghidupi banyak orang. Mulai pemain, pelatih, karyawan dan juga stakeholder lain. Seperti sponsorship, pemerintah daerah yang berharap PAD, juga televisi terkait hak siar. Karena itu, kita sangat berharap ada solusi alternatif dan bijak, terkait kondisi sepak bola Indonesia,’’ papar Sudarmaji.
Menurutnya, kepastian status kelanjutan kompetisi itu penting bagi klub, untuk menentukan sikap kepada pemain, pelatih, ofisial dan sponsorship. Sekaligus menghentikan kerugian finansial yang dialami klub, sejak dihentikannya kompetisi. Namun PSSI dan LIB harus bisa mendapatkan izin dari pihak kepolisian. (act/rdt)