Suramnya persepakbolaan di Kabupaten Malang mulai disibak. Ujungnya harus dibenahi. Kongres Luar Biasa (KLB) Askab PSSI Kabupaten Malang yang dihentikan polisi pada Kamis (15/1) mestinya harus bisa diterima legowo semua pihak. Sebab, kegiatan di masa PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) itu belum mengantongi rekomendasi dari Satgas Covid-19 dan Polresta Malang Kota.
Rencananya, KLB digelar di Ruang Rapat Anusapati Pendopo Agung Kabupaten Malang di Jalan KH Agus Salim, Kota Malang. Komite Pemilihan (KP) hanya mengajukan izin ke Satpol PP Kabupaten Malang. Padahal, pendopo itu masuk wilayah hukum Kota Malang.
KLB bermula setelah 26 dari 34 voter melakukan mosi tidak percaya pengurus lama yang diketuai Agusto Ariefianto.
“Memang seharusnya ada izin tertulis dari Gugus Tugas Covid-19 maupun Polresta Malang Kota,” terangnya Sekretaris Satpol PP Kabupaten Malang, Firmando Matondang.
Ada 60 tamu yang diundang panitia. Sejak 09.00 WIB hingga dibubarkan jam 11.30 sudah datang 40an tamu. Termasuk empat calon ketua, empat calon wakil ketua, dan 11 calon komite eksekutif (exco).Bupati Malang, HM Sanusi, juga masuk daftar undangan. Untuk membuka acara. Dia sudah ada di sekitar pendopo. Tetapi belum sempat beranjak ke ruang Anusapati.
‘’Persiapan KLB sudah sejak Desember. Jauh sebelum penerapan PPKM. Kami juga sudah telepon kepolisian. Tetapi memang belum ada rekomendasi tertulis,’’ kata Ketua KP KLB Askab PSSI Kabupaten Malang, Mu’ali Azhar, SE, MM.
Tetapi aroma politik menyeruak di balik pembubaran KLB. Agar ada tambahan waktu bagi calon lain menggaet voter untuk memenangkan pemilihan.Itu setelah muncul rumor, restu Bupati Malang jatuh ke salah satu calon ketua. Bahkan, secara terang-terangan, ada yang menyebut restu itu.
‘’Hari ini kita jadi tumbal politik. Padahal, saya berdiri di sini atas perintah bupati. Untuk mencalonkan diri jadi ketua. Kalau hari ini digagalkan, saya terima dengan lapang dada,’’ kata Muhammad Syaroni, salah satu calon ketua. Namun, teriakan Syaroni dibantah tegas Bupati Sanusi. KLB pun ditunda sampai PPKM berakhir tanpa ada penambahan calon ketua.
Salah satu calon ketua. Yang bersaing dengan Agus Sa’dullah, Choiru Dai dan Siswantoro. Di awal ada enam calon. Tapi dua mundur sebelum ditetapkan. Calon ketua yang lain, memilih tidak memberi komentar. Kecuali hanya menerima keadaan. Jika pembubaran itu, murni karena belum ada izin. Dianggap acara digelar di area Kabupaten Malang dan sudah izin ke Satpol PP.
‘’Kan ini bukan pembubaran KLB. Tapi penundaan. Waktu pemilihan saja yang mundur. Kita ikuti saja aturan yang ada. Kan sudah ada komite pemilihan,’’ kata Siswantoro, calon ketua yang konon punya peluang besar.
‘’Kami lengkapi persyaratan perizinan dulu. Berikutnya akan kami jadwalkan lagi waktu dan tempat pelaksanaan. Kalau nama-nama calon tidak berubah. Sesuai yang sudah ditetapkan komite pemilihan,’’ tambah Mu’ali.
SEHARUSNYA Kamis (15/1) kemarin, Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Kabupaten Malang, sudah punya ketua. Menggantikan Agusto Ariefianto. Yang dimosi tidak percaya 26 dari 34 voter Askab PSSI. Yang akhirnya harus digelar kongres luar biasa (KLB).
Sayangnya KLB itu harus tertunda. Komite Pemilihan (KP), belum mengantongi rekomendasi. Dari Satgas Covid-19 dan Polresta Malang Kota. Membuat acara di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), harus ada izin. Meski lokasinya di ruang rapat Anusapati Pendopo Agung Kabupaten Malang.(DMP)
>>>>>Selengkapnya Di Harian DIs Way Malang Post Edisi Sabtu (16/1)