Jakarta – PSSI terus bergerak untuk mengimplementasikan Inpres Nomor 3 Tahun 2019, tentang Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional (P3N). PSSI sudah membentuk Tim Ad-Hoc untuk mempercepat hal ini.
Tim Ad-Hoc terdiri dari 18 orang. Diketuai oleh Dr.Ir. Agus Ambo Djiwa MP dan Wakil Ketua Umum Drs.Tommy Apriantono, MSc, PhD.
Menurut Agus, sepak bola ialah olahraga paling populer di dunia (3,5 miliar penduduk dari 7,2 miliar). Indonesia dengan penduduk lebih dari 365 juta jiwa, merupakan salah satu penyumbang terbesar jumlah penggemar sepak bola di seluruh dunia.
‘’Indonesia juga menjadi negara kedua di dunia yang mencintai sepak bola. Dengan angka 77 persen penduduk yang mencintai sepak bola. Akan tetapi, hanya 17 persen penduduknya aktif main sepak bola pada urutan ke-22 di dunia,’’ ujar Agus, seperti dikutip dari laman pssi.org
Tidak hanya itu, stadion selalu dipenuhi suporter saat penyelenggaraan pertandingan. Apakah itu Liga 1, Liga 2 maupun timnas saat bermain. Untuk stadion, setidaknya ada 175 stadion. Namun hanya dua yang berstandar AFC. Tidak hanya itu PSSI sebagai federasi tidak memiliki stadion maupun tempat Latihan untuk timnas.
Agus menambahkan, saat ini ada tujuh PPLP yang tersebar di tujuh provinsi, satu SKO Ragunan dan satu PPLM di Purwakarta, belum berfungsi sebagai sarana pengembangan bakat elite pesepak bola atau akademi kelas Asia dan dunia.
‘’PSSI yang rutin menggelar kompetisi professional, tidak memiliki akademi berkualitas di Asia atau dunia, sehingga kesulitan men-suplly pemain muda berbakat untuk menjadi andalan timnas nasional. Sekolah sepak bola (SSB) juga belum memiliki standar kualitas yang seragam,’’ imbuh Agus.
Ketua Umun PSSI Mochamad Iriawan menambahkan, banyak tantangan yang dihadapi PSSI ke depan.
Selain soal kompetensi kepelatihan, juga soal kompetensi perwasitan dan tata kelola penyelenggaraan kompetisi yang ada, belum menjangkau potensi sekolah dan usia secara terstruktur, berjenjang dan berkelanjutan.
‘’Itu semua menjadi tantangan PSSI ke depan. Tetapi, dengan perhatian dari pemerintah, kami yakin sepak bola akan maju,’’ imbuh Iriawan.
Iriawan pun meyakini dengan Inpres Nomor 3 Tahun 2019 ini, akan ada peningkatan prestasi sepak bola nasional dan internasional. Sebab, dengan Inpres ini pengembangan bakat, peningkatan jumlah dan kompetensi wasit serta pelatih sepak bola akan membaik.
Kemudian pengembangkan sistem kompetisi berjenjang dan berkelanjutan, pembenahan sistem dan tata Keloka sepak bola. Penyediaan prasarana dan sarana stadium sepak bola di seluruh Indonesia sesuai standar internasional dan pemusatan latihan sepak bola. (act/rdt)