KOTA Malang terus memerah. Penderita Covid terus bertambah. Tiap hari sejak …… jumlahnya di atas 50 orang. Sebagian sudah kritis. Akibatnya, semua RS rujukan penuh. Dan, ini bahayanya; ventilator tidak cukup. Hanya ada 34. Berada di 6 rumah sakit.
Di RSUD Saiful Anwar 10 ventilator; RST Soepraoen 8; RS Lavalette 6; RS Islam Unisma 6; RSI Aisyiyah 2; dan RS Hermina 2 ventilator. Jumlah itu tak sebanding dengan penambahan kasus positif Covid. Ventilator harus bergantian.
Banyak yang harus dirujuk ke RS daerah. “Nakes yang merawat tetap mencoba menyiasati dengan bergantian ventilator itu, supaya pasien tertolong,” kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Sri Winarni, kemarin. Sebagian dikirim ke luar daerah untuk dapat ventilator.
Minta enambahan ventilator juga bukan perkara mudah. Sebab, harus ada sarana prasarana pendukung lainnya. Seperti ketersediaan tempat, juga ketersediaan nakes yang mengoperasikan. “Masing-masing RS punya data terkait itu. Tetapi, tidak semua RS bisa mengoperasikan ventilator jika sarana pendukung tidak ada,” papar Sri.
Angka kematian pasien Covid di Kota –saat ini– tinggi, Yaitu 6,9 persen. Jauh di atas rata-rata nasional yang hanya 2,9 persen. Alternatif yang coba dilakukan untuk mengurangi adalah dengan mengawasi komorbid pasien. “Puskesmas yang memantau data komorbid pasien, sekaligus mengarahkan untuk melakukan pemeriksaan secara berkala,” ujarnya.
(jof/nyk/ekn)
>>>>>Selengkapnya Di Harian DIs Way Malang Post Edisi Jumat (15/1)