Malang – Salah satu komponen penting dalam pesawat terbang (aircraft) adalah kotak hitam atau black box. Bagaimana tidak, komponen ini merupakan electronic flight data recorder atau hard drive perekam data penerbangan elektronik, yang bisa menjadi petunjuk untuk mengungkap peristiwa yang terjadi dalam sebuah penerbangan, termasuk insiden pesawat jatuh.
Dalam insiden jatuhnya pesawat Sriwijaya Air PK-CLC, dengan nomor penerbangan SJ 182 di Kepulauan Seribu misalnya, black box akan membantu KNKT, menyimpulkan penyebab insiden tersebut, apakah karena human factor, cuaca buruk, masalah pada pesawat, atau factor lain yang terekam dalam black box.
Balck box pertama kali ditemukan oleh ilmuwan Australia bernama Dr David Warren pada tahun 1950-an. Unit demonstrasi black box pertama diproduksi pada tahun 1957. Tahun 1960 Australia menjadi negara pertama yang mewajibkan penggunaan black box untuk penerbangan komersial, setelah tragedi kecelakaan pesawat di Queensland. Perangkat ini baru diproduksi di Inggris dan Amerika Serikat lima tahun setelah alat itu ditemukan. Dalam perjalananya, kini black box di pakai di semua penerbangan moderen.
Ada beberapa fakta yang harus anda ketahui soal kotak hitam ini. Diantaranya :
Terbagi menjadi dua
Meski namanya kotak hitam, bentuk black box ini bukan seperti kotak. Ada dua peralatan yang terpisah, yakni perekam data penerbangan atau flight data recorder (FDR) dan perekam suara kokpit atau cockpit voice recorder (CVR). Keduanya memiliki fungsi yang berbeda.
FDR bertugas merekam beragam data tentang semua aspek pesawat saat terbang dari satu tempat ke tempat lain. Sementara CVR merekam percakapan di dek penerbangan dan suara-suara seperti transmisi radio dan alarm otomatis. Percakapan pilot dengan ATC terekam dalam komponen ini.
Kotak hitam ini biasanya disimpan di bagian belakang pesawat untuk menurukan risiko terjadinya kerusakan saat terjadi kecelakaan.
Berwarna oranye
Selain bentuknya yang bukan kotak, blax box juga tidak didesain berwarna hitam. Melainkan oranye. Pewarnaan tersebut dimaksudkan agar tim pencari mudah menemukannya ditengah reruntuhan puing pesawat atau di dalam air, karena warnanya yang kontras dengan lingkungan.
Lalu kenapa dinamakan kotak hitam ? Melansir DW, penggunaan nama black box muncul pertama kali pada Perang Dunia II, yang berasal dari pengembangan radio, radar, dan alat bantu navigasi elektronik di pesawat tempur Inggris dan Sekutu. Perangkat elektronik yang sering dirahasiakan ini secara harfiah terbungkus dalam kotak hitam atau rumah non-reflektif. Sehingga dinamakan ‘Blackbox’. Ada juga tulisan yang menyebut alat ini dinamakan kotak hitam karena sering hangus dalam kebakaran pasca kecelakaan.
Percapakan di kokpit hanya terekam selama 2 jam
Perekam digital memiliki penyimpanan yang cukup untuk 25 jam data penerbangan, tetapi khusus untuk suara kokpit, hanya bisa terekam selama dua jam. CVR melacak interaksi awak satu sama lain dan kontrol lalu lintas udara.
Tak hanya itu, CVR juga merekam kebisingan di kokpit yang dapat memberikan petunjuk penting bagi penyelidik. Versi pita magnetik sebelumnya hanya bisa merekam 30 menit percakapan dan kebisingan kokpit.
Dirancang dengan sangat kuat
Black box harus bisa bertahan dalam kondisi terburuk sekalipun. Tujuannya, agar data yang terekam bisa diselamatkan.Maka dari itu, black box dirancang sedemikian rupa dan melewati serangkaian uji ketahanan.
Melansir DW, black box diuji dengan diuji dengan ditabrakan ke dinding beton dengan kecepatan 750 kilometer per jam. Benda ini juga harus menahan beban seberat 2,25 ton setidaknya selama lima menit, tahan air, dan tahan tekanan air hingga 6.000 meter dibawah permukaan. Untuk pengujian suhu, black box harus bisa bertahan pada suhu 1.100° C selama satu jam dan 260°C selama 10 jam. (anw)