Malang – Sebanyak 1.000 KK di tiga desa Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, mengalami kesulitan air bersih. Lantaran pipa air milik HIPAM rusak parah dihantam banjir yang membawa lumpur dan kayu, Rabu (6/1) petang.
“Saya mohon ada bantuan air bersih. Karena kami mengalami kesulitan air bersih,” ujar Caca, warga Dusun Wonorejo Pait, Kecamatan Ngantang, Rabu (13/1).
Sementara itu, salah seorang netizen, warga Malang, Umar, memposting imbauan bantuan di media sosial (FB) untuk menarik simpati dan kepedulian membantu sesama.
Dalam postingannya Umar menuliskan : “Ayo dulur” monggo dibantu saudara kita yang sedang kena bencana lahar dingin dan jebolnya tanggul sehingga membutuhkan air bersih untuk desa ngantru dan sekitarnya yang punya toren monggo dibantu alangkah indahnya jika saling membantu”
Postingan tersebut dikirimkan Selasa (12/1). Selain kalimat diatas, Umar juga menyertakan sejumlah foto dan sebuah video pendek menggambarkan keadaan lokasi kejadian. Hingga berita ditulis ada 12 netizen yang merespon.
Informasinya, ada sekitar 1.000 KK di Desa Sidodadi, Ngantru dan Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Mereka mengalami kesulitan air bersih. Karena pipa air milik masyarakat HIPAM (Himpunan Pendudukan Pemakai Air Minum) rusak parah.
Sejumlah perangkat forkopimda telah melakukan peninjauan ke lokasi kejadian dan mengambil beberapa tindakan evakuasi dan pembersihan.
Setiap desa berbeda-beda dampaknya. Semisal Desa Sidodadi. Dampak terbesar dari banjir adalah banyaknya material kayu dan lumpur yang terbawa. Menerjang 5 hektar sawah milik 25 petani, di Dusun Simo, Desa Sidodadi.
Material kayu dan lumpur juga merusak pipa HIPAM sepanjang 2 km. Termasuk pipa air minum dari sumber di gunung ke permukiman. Berakibat 350 KK di desa ini, kesulitan air bersih.
Desa lainnya, Ngantru dan Pandansari, juga terdampak banjir. Untuk Pandansari, pipa air yang rusak paling parah. Karena jarak dari sumber ke pemukiman penduduk lebih jauh. Akibat rusaknya pipa, 800 KK kesulitan air bersih. Pipa milik masyarakat ini dibangun pasca letusan Gunung Kelud tahun 2014.
Umar mengatakan, temannya (Caca) tinggal di Pait, Dusun Wonorejo, Kecamatan Ngantang. Melakukan kontak whatsApp menceritakan keadaan yang dialaminya.
Ia mengatakan, jika bencananya adalah banjir lahar dingin. Itu yang memutuskan paralon dari sumber air.
“Sekarang sebagian warga membutuhkan air bersih. Kelangkaan air bersih ini disebabkan banjir bandang yang datang dari lereng Gunung Kelud beberapa hari lalu. Mengakibatkan terputusnya beberapa pipa yang biasanya digunakan mensuplai air bersih ke pemukiman desa tersebut,” terangnya.
Ia mengatakan, warga minta bantuan air bersih dengan segera. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Salah satu teman foto model saya, tinggal di sana pak. Ini dia lagi minta tolong. Agar dapat perhatian dari pihak terkait,” pungkas Umar. (*Jan)