Malang – Dampak pandemi Covid-19 masih dirasakan. Salah satunya di sektor pariwisata. Seperti yang terjadi di destinasi wisata olahraga paralayang di Pantai Modangan, Kab Malang.
Pengunjung di wisata yang berlokasi di Desa Sumberoto Kecamatan Donomulyo ini, menurun drastis sejak pandemi. Mencapai 50 persen.
“Dalam kondisi pandemi covid ini,volume pengunjung paralayang Pantai Modangan menurun hingga 50 persen,” ujar Kepala Desa Sumberoto Budi Utomo, Selasa (12/1/2021).
Wisata olahraga ini dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Saat ini masih beroperasi. Pihaknya menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Itu syarat wajib agar destinasi wisata bisa beroperasi.
Terlepas dari pandemi. Wisata yang dikemas dalam bentuk desa wisata ini, masih terdapat beberapa hal yang harus dibenahi. Terutama terkait sarana dan prasarana (sarpras). Selain itu juga air bersih.
“Untuk kondisi jalan, sebagian sudah lumayan bagus. Tapi untuk jalan dari kawasan paralayang menuju pantai sepanjang 1,7 kilometer ini perlu adanya perhatian dari pemerintah,” imbuhnya.
Untuk bisa mewujudkan hal tersebut, saat ini pihaknya terus berupaya mencari terobosan. Salah satu yang tengah diupayakan yakni melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
Seperti yang tengah diupayakan untuk membangun jalan dari spot paralayang menuju pantai. Dia mengatakan, upaya tersebut juga pernah ia sampaikan kepada pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang.
“Seperti dalam pekerjaan Jalan Lintas Selatan (JLS). Kami bisa bekerjasama dengan cara pinjam alat berat untuk pembuatan jalan dari bukit Waung menuju pantai. Dalam mewujudkan impian itu, kita memang harus lincah bersinergi dengan berbagai pihak. Khususnya mereka yang peduli pada lingkungan. Pak Bupati juga bersedia mengupayakan CSR. Pasalnya, kawasan Bukit Waung hingga pantai Modangan ini termasuk jalan Kabupaten,” terang dia.
Tidak hanya berhenti disitu. Pihaknya tengah mengupayakan agar mendapat perhatian dari pemerintah pusat. Mengingat potensi yang dimiliki di wisata ini begitu besar.
“Kami juga sudah berupaya cari terobosan ke Kementrian. Semoga itu segera ada perhatian. Karena, kami memandang, ini sebetulnya aset yang luar biasa. Anugerah Tuhan yang harus kita manfaatkan untuk mensejahterakan masyarakat desa. Jika kita kelola dengan baik dan pembangunan JLS nanti selesai, kawasan ini nantinya bisa jadi tujuan wisata nasional,” pungkasnya. (riz/jan)