
KORBAN: Batu Night Spectacular saat masih beroperasi. Nantinya selama PPKM diberlakukan, BNS mengurangi hari operasional. (Ananto Wibowo/DI’s Way Malang Post)
Batu – Mulai Senin (11/1) hingga dua minggu ke depan, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) resmi diterapkan. Meski telah digadang-gadang tak seketat seperti PSBB, pada awal mula Covid-19 lalu. Namun dalam penerapan PPKM, sudah pasti akan menimbulkan dampak ekonomi.
Apalagi dalam penerapan PPKM itu, juga akan menerapkan pembatasan jam malam. Untuk wilayah Malang Raya, semua kepala daerah sepakat, menerapkan jam malam hingga pukul 21.00 WIB.
Adanya pembatasan jam malam itu, sudah pasti akan berdampak pada sektor pariwisata. Terutama bagi tempat wisata, yang hanya buka di malam hari saja.
Salah satu destinasi wisata tersebut, adalah Batu Night Spectacular (BNS). Yang memiliki jam operasional normal, dari pukul 15.00 sampai 23.00 WIB. Mereka harus rela memangkas dua jam dari jam operasional normal.
Operation Manager BNS, Harry Cahyo mengatakan, mau tak mau pihaknya akan mengikuti peraturan yag telah ditetapkan pemerintah. sejak 11 hingga 25 Januari, pihaknya hanya akan menerapkan jam operasional BNS selama enam jam saja. Mulai pukul 15.00 WIB hingga 21.00 WIB.
BNS sendiri merupakan satu dari banyak tempat wisata, yang terpengaruh sejak hadirnya pandemi Covid-19. Bahkan semenjak new normal lalu, BNS hanya membuka wahananya pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu saja.
‘’Namun sejak Desember lalu, kami telah melakukan uji coba untuk buka setiap hari. Namun kami merasa, untuk jumlah pengunjung yang datang masih sangat minim,’’ jelasnya kepada Malang-post.com, Minggu (10/1).
Ada beberapa faktor, kata dia, yang membuat minimnya jumlah kunjungan. Selain faktor pandemi, juga dipengaruhi musim penghujan. Dampaknya, angka pengunjung BNS, tak pernah mencapai target 50 persen.
Apalagi saat ini kembali ada regulasi baru. ‘’Dengan adanya PPKM ini, melalui keputusan bersama, kami mengembalikan seperti semula. Hanya tiga hari dalam seminggu, BNS akan buka,’’ jelasnya.
Pihaknya juga telah berupaya untuk meminta keringanan. Agar tetap bisa beroperasi sepanjang jam operasional normal. Upaya itu dengan menghubungi beberapa dinas terkait. Namun permintaan tersebut, sulit untuk bisa dikabulkan.
Meski begitu pihaknya tetap berharap, wisatawan bisa kembali normal dan meningkat. Karenanya, sosialisasi tetap bukanya BNS, dengan peraturan yang berbeda, akan segera disebarkan kepada masyarakat. Dilakukan melalui media sosial.
Sebelumnya Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko menjelaskan, untuk PPKM pihaknya berkomitmen bersama seluruh pemerintah daerah di Malang Raya. Apa yang telah diinstruksikan dari pusat, akan dilaksanakan.
‘’Seperti misalnya jam malam yang akan kami sesuaikan. Mungkin kalau dari pusat harus selesai pukul 19.00. Namun untuk Malang Raya, akan selesai pada pukul 21.00 WIB,’’ kata Dewanti.
Untuk PPKM ini, lanjutnya, berbeda dengan PSBB yang awal lalu. Selama PPKM tidak akan ada pemeriksaan. Yang ada hanya pembatasan aktivitas. Misalnya seperti berkerumun, aktivitas kantor dibatasi 50 persen dan pembatasan jam.
Jika melihat kondisi dan situasi di Kota Batu, berdasarkan data yang telah dimilikinya, angka kunjungan hotel atau tempat pariwisata, tak lebih dari 50 persen. Atau bisa dikatakan masih sangat jauh dari target.
Pada saat libur panjang tahun baru kemarin, kata Dewanti, untuk kunjungan wisatawan bisa dikatakan sepi. Sehingga untuk biaya operasional, masih tidak nutut. Hal tersebut juga menimpa pada hotel-hotel.
‘’Yang jelas (selama PPKM) untuk tempat wisata dan hotel tetap buka. Ini karena jumlah pengunjung saat tahun baru kemarin saja, hanya 10 dan 20 persen. Jadi masih aman,’’ katanya. (ano/rdt)