Malang – Persib Bandung akhirnya mampu mengakhiri kutukan 10 tahun lebih –tepatnya 3.954 hari- tak pernah menang melawan Arema FC di Malang, Minggu (08/03/2020) silam. Dalam laga lanjutan Liga 1 2020, di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, tim berjuluk Maung Bandung tersebut, ungguli tuan rumah 2-1.
Kemenangan Persib yang terjadi pada pertemuan ke-18 di Malang, atau ke-43 kontra Arema, tak pelak disambut sukacita pemain dan head coach Robert Rene Alberts. Meski pelatih asal Belanda itu, tak urung juga menilai kemenangan timnya dipayungi Dewi Fortuna atau Dewi Keberuntungan.
‘’Tentu saya gembira. 10 tahun kami tak pernah bisa menang di Malang. Tahun 2020 ini kami bisa mematahkan rekor buruk itu. Pertandingan yang menarik dan terbuka kedua tim. Ada tiga penalti dan gol bunuh diri. Tapi apapun itu proses golnya, kami gembira bisa kalahkan tim sekelas Arema di Malang. Keberuntungan ada pada kami,’’ tegas Robert Rene Alberts ketika itu.
Menariknya selepas 10 tahun sulit menang, Persib baru bisa melepaskan diri dari bayang-bayang mimpi buruk di Malang, tak lepas dari peran empat mantan Arema. Mereka adalah pelatih Robert Rene Alberts (Arema 2009/2010), Esteban Gabriel Vizcarra (Arema 2016-2017), Fabiano da Rosa Beltrame (Arema 2014-2015) dan Victor Chukwuekezie Igbonefo (Arema 2013-2016).
Dua gol kemenangannya, tak lepas karena dipayungi Dewi Fortuna. Setelah fullback kanan Arema FC, Syaiful Indra Cahya melakukan gol bunuh diri menit ke-41. Wasit Aprisman Aranda dari Padang Panjang, Sumatera Barat memberikan hadiah penalti menit 77 yang dieksekusi dengan baik oleh Wander Luiz Queiroz Dias.
Ada suasana berbeda dalam pertemuan ke-42 kedua tim. Jauh berbeda dengan laga-laga sebelumnya kedua tim. Tak ada lagi nyanyian rasis atau bullying dari 23.781 Aremania-Aremanita, terhadap pemain dan tim Persib Bandung. Termasuk terhadap fans tim tamu meski tak hadir, yakni Bobotoh dan Viking.
Saat Arema tertinggal 0-1 bahkan 1-2, pendukung tuan rumah rumah justru mencemooh tampilan Hendro Siswanto dan kawan-kawan. Dinilai kurang sangar dan kehilangan karakter aslinya. Tak itu saja, usai laga Aremania justru memberikan aplaus kepada Robert Rene Alberts dan pemain Persib, begitu meninggalkan lapangan.
Sambutan bersahabat juga diberikan masyarakat Malang dan Aremania, terhadap 34 rombongan tim Maung Bandung selama di Malang. Termasuk pergi pulang dari Ijen Suites Hotel Malang ke Stadion Kanjuruhan, Kepanjen. Meksi mereka tetap diangkut menggunakan tiga buah kendaraan Barracuda milik Polda Jatim. Dikawal 25 satuan sepeda motor trail Brimob Ampeldento Malang.
‘’Kalah dari Persib bandung di Malang setelah 10 tahun, tentu saja sangat mengecewakan kami para pemain, ofisial, manajmen, dan Aremania. Jujur saja kami lebih unggul dalam permainan. Tapi tidak dalam skor akhir. Kami kalah karena apes. Dua gol Persib, satu karena penalti dan satu lagi karena gol bunuh diri kami,’’ tukas penyerang Arema FC, Dendi Santoso.
Kemenangan terakhir sebelum 2020, yang digapai tim Maung Bandung, di Stadion Kanjuruhan terjadi pada Sabtu (09/05/2009), dalam Indonesian Super League (ISL) 2008/2009 silam. Dua gol ketika itu lahir lewat sepakan kaki kanan Hilton Mauro Moreira menit 11 dan kaki kiri Cristian Gerardo Alfaro Gonzales menit 62. Membawa Persib ungguli tuan rumah Arema FC 2-0. Di laga pekan ke-29 di depan sekitar 12.500 Aremania di Stadion Kanjuruhan. Kemenangan itu justru menjadi satu-satunya atau pertama, sekaligus terakhir tim Maung Bandung atas Arema di Malang. Praktis hingga laga tanggal 8 Maret 2020, Persib Bandung akhiri mimpi buruk 10 tahun lebih 304 hari atau 3.954 hari, tak pernah memenangi pertandingam kontra tim Singo Edan di Malang. Mereka juga hanya mampu memaksakan enam kali hasil imbang.
Sisanya Persib menelan pil pahit alias kekalahan enam kali. Bahkan terakhir pada Liga 1 2019, head coach Robert Rene Alberts ikut merasakan sendiri, timnya diporakporandakan 1-5 oleh Arema FC (30/07/2019).
Total 17 pertemuan kedua tim di Malang sejak 2002, Arema FC leading jauh atas Persib Bandung 10-1, enam kali draw dan unggul gol juga 26-11. Meski dari keseluruhan 42 laga head to head sejak 1990, Persib memimpin atas Arema 18-13, 11 seri, dan gol 53-43.
Sisi penonton pun, laga kedua tim sebelumnya tak pernah sepi. Terutama pendukung tuan rumah Aremania dari 17 laga home sejak 2002. Kecuali laga tanpa penonton di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu 19 Desember 2009 pada ISL 2009/2010 yang berkesudahan kacamata 0-0. Rekor terbanyak masih tercatat pada Indonesia Soccer Championship A 2016 (18/11/2016), yakni 44.807 orang. Saat kedua tim berbagi angka sama 0-0.
Terlepas dari itu, dalam 10 laga selama kuruan waktu 11 musim, atau tahun 2010-2020, total penonton Arema FC versus Persib Bandung dalam 11 laga di Malang, menyentuh angka 335.056 atau rata-rata 30.459 orang per laga. Setara dengan penduduk negara kepulauan di Samudra Pasifik bagian selatan, Vanuatu 307.145 orang dan Kota Cirebon di Jawa Barat 316.126 orang.
‘’Bagi kami, apapun kondisi kekuatan tim dan peringkat kedua tim di klasemen, laga Arema FC melawan Persib Bandung, sejak lama selalu menarik animo tinggi penonton. Laga Arema versus Persib, adalah salah satu dari enam laga kadang yang masuk kategori bigmatch. Laga ini kami siapkan 1.407 personil keamanan gabungan dan 40 ribu lembar tiket,’’ timpal Ketua Panpel Arema FC, Abdul Harris. (act/rdt)
Arema FC vs Persib Bandung di Malang 2010-2020
Total : 11 laga
Penonton : 335.056 atau rata-rata 30.459 orang per laga
08/03/2020 Arema FC vs Persib Bandung 1-2 (23.781 orang)
30/07/2019 Arema FC vs Persib Bandung 5-1 (31.599orang)
15/04/2018 Arema FC vs Persib Bandung FC 2-2 (31.568 orang)
12/08/2017 Arema FC vs Persib Bandung FC 0-0 (27.610 orang)
18/11/2016 Arema FC vs Persib Bandung 0-0 (44.807 orang)
11/08/2015 Arema FC vs Persib Bandung 1-0 (35.150 orang)
25/05/2014 Arema FC vs Persib Bandung 2-2 (42.449 orang)
31/05/2013 Arema FC vs Persib Bandung 1-0 (34.347 orang)
25/04/2012 Arema FC vs Persib Bandung 2-1 (22.408 orang)
01/04/2011 Arema FC vs Persib Bandung 2-0 (19.382 orang)
18/07/2010 Arema FC vs Persib Bandung 3-0 (21.955 orang)