
Pada masyarakat sekarang ini pendidikan di tahap sekolah dasar lebih diutamakan dan diperhatikan bagi perkembangan anak. Banyak asumsi yang beranggapan bahwa anak sudah siap mengarungi pendidikan di Sekolah Dasar tanpa adanya persiapan yang matang terlebih dahulu. Padahal usia dini adalah usia kritis pada perkembangan fisik, intelektual, dan sosial emosional. Rata-rata kemajuan kemampuan fisik dan rohani sangat pesat pada usia baru lahir hingga enam tahun. Kemajuan perkembangan tersebut diperoleh melalui hasil belajar dari lingkungan. Mengingat pentingnya keberadaan usia dini, maka diperlukan adanya pemberian stimulasi yang optimal pada usia tersebut, sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Anak-anak akan merasa berat jika harus langsung masuk di Sekolah Dasar tanpa adanya persiapan yang matang terlebih dahulu.
Maka dari itu hendaknya para orang tua lebih memperhatikan pendidikan anak sejak usia dini sebelum memasuki sekolah dasar agar anak siap untuk mengarungi pendidikan di tahapan tersebut. Guna mempersiapkan anak sebelum memasuki Sekolah dasar, maka perlu dirancang sebuah program kegiatan di Taman Kanak-kanak terlebih dahulu dengan fokus pada olah rasa, rasio, dan raga. Adanya fokus pada rasa, rasio, dan raga ini sejalan dengan filosofi pendidikan karakter oleh Ki Hajar Dewantara yang mana menjelaskan bahwa potensi anak dapat dioptimalkan melalui perkembangan olah karsa (estetika), olah hati (etika), olah pikir (literasi) dan olah raga (kinestetik). Untuk olah rasio disini program yang diusulkan adalah adanya kegiatan pembelajaran berupa mengurutkan angka menggunakan media puzzle dan menyusun puzzle geometri. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dasar kognitif anak sebelum memasuki Sekolah Dasar. Pada olah raga, program yang diusulkan adalah adanya kegiatan outdor berupa olahraga dan pengenalan lingkungan sekitar, serta pemberian asupan gizi yang cukup kepada anak dengan makanan dan minuman yang bergizi. Program kegiatan ini bertujuan agar anak memiliki kesehatan jasmani yang kuat dan paham akan pentingnya makanan yang bergizi. Sedangkan untuk olah rasa disini program yang diusulkan adalah pembentukan karakter anak dengan adanya pembelajaran mengenai pentingnya mengucap maaf, terimakasih, dan tolong, serta adanya pembelajaran mengenai pentingnya saling menolong, memiliki rasa empati dan saling toleransi. Dengan adanya program tersebut diharapkan anak dapat tumbuh menjadi generasi yang memiliki etika dan moral yang baik.
Semua program tersebut memiliki satu tujuan yang sama yaitu agar anak dapat siap baik secara kecerdasan, jasmani, dan etika serta moral sebelum mengarungi pendidikan di tahap selanjutnya. Program kegiatan yang ada dapat direncanakan dan dirancang menggunakan bantuanl logic model. Logic model adalah gambar visual logis suatu program yang menunjukkan rangkaian hubungan sebab-akibat antara input, output, dan outcome yang diharapkan di masa yang akan datang sebagai respon atas permasalahan yang dihadapi saat ini. Komponen dalam logic model sendiri terdiri atas sumber daya (input), aktivitas (activities), keluaran (output), hasil (outcome), dan pengaruh (impact). Dengan penggunaan logic model diharapkan memberikan banyak manfaat dalam berjalannya program kegiatan antara lain dapat menggambarkan alur logika program dan kegiatan, membantu dalam mengelola hasil dan menginformasikan desain program, memberikan penekanan pada hubungan yang paling penting antara tindakan dan hasil, dan meningkatkan efisiensi organisasi dengan menghilangkan tumpang tindih program.
Selain didukung dengan logic model, penyusunan program juga diperkuat dengan adanya SMART and FIT. SMART and FIT sendiri adalah pemodelan guna memperbaiki program yang ada dalam logic model. Komponen pendukung dalam SMART sendiri adalah Specific (spesifik), Measurable (terukur), Action–oriented (berorientasi pada kegiatan), Realistic (realistis), dan Timed (waktu). Sedangkan pada FIT komponen pendukung terdiri dari Frekuensi, Intensitas, dan Target. Dengan adanya SMART and FIT ini diharapkan program yang ada dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan awal.
Dengan adanya program kegiatan yang berfokus pada rasio, rasa, dan raga diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia khususnya pada anak usia dini. Program ini juga diharapkan dapat memberikan bekal yang cukup pada anak sebelum memasuki dunia pendidikan di tahap Sekolah Dasar. Rancangan program yang ada dapat memberikan kontribusi pada pendidikan di Indonesia agar sistem pendidikan yang ada tidak terlalu berfokus pada nilai melainkan juga aspek lainnya seperti pentingnya kesehatan dan etika serta moral anak. Adanya program tersebut diharapkan memberikan model pembelajaran yang lebih menarik bagi anak agar semangat dalam mengarungi dunia pendidikan baik sekarang maupun yang akan datang.
Penulis : R. Andro Zylio Nugraha (Mahasiswa Pascasarjana UGM)