Batu – Sejak SMA, Nikmatul Azizah (22). Setiap liburan hari-hari besar, selalu turun menjadi petugas pos pam (pengamanan). Ini dikarenakan, jiwa Pramuka yang tertanam dalam dirinya sangat luar biasa. Apalagi usianya masih muda. Tentu semangatnya masih sangat bergelora.
Untuk diketahui, pada setiap pos pengamanan/pos pelayanan melibatkan petugas dari berbagai pihak. Tak terkecuali pramuka.
Nikmatul Azizah, merupakan Wakil Ketua Dewan Kerja Cabang (DKC) Pramuka Kota Batu. Menurutnya, pengalaman menjadi petugas pam kali ini, sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Apalagi jika bukan karena pandemi covid-19. Masih terus melanda. Dia mengakui, saat bertugas juga sedikit memiliki rasa takut dengan pandemi.
“Jelas ada rasa takut, karena covid selalu ada. Untuk mengusir rasa takut itu, saya selaku berfikir positif. Jika yang dikerjakan baik, maka hasilnya Insyaallah juga akan baik,” tuturnya.
Selain berfikir positif, Iim sapaan akrabnya, senantiasa menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin. Seperti memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak (3M). Selain itu, Iim juga mengakui, dirinya lebih senang mengikuti kegiatan seperti itu saat liburan.
“Daripada liburan tidak ngapa-ngapain, lebih baik cari pengalaman baru. Saya ikut nge-pam seperti ini, sejak bangku SMA. Hingga saat ini. Kebetulan saya juga baru saja selesai kuliah,” bebernya.
Totalnya sudah ada, kalau samapai sepuluh kali. Enam kali Hari Raya Idul Fitri, dan 4 kali saat Nataru.
“Bisa sebanyak itu mungkin karena masih muda. Jadi masih semangat-semangatnya. Selain itu, juga untuk mengisi waktu liburan. Daripada di rumah saja tak ada kegiatan mending di sini,” ujarnya.
Diceritakannya, beberapa hari ini dirinya ikut berjaga di pos pam. Ia mengaku telah kembali mendapatkan ilmu-ilmu baru. Apalagi penjagaan kali berbeda dengan biasanya. Ini karena, adanya pandemi Covid-19.
“Ilmu baru itu, saya dapatkan dari bapak-bapak TNI/Polri, Dishub, Satpol PP dan Ormas,” katanya.
Untuk penugasannya, dia mendapat instruksi dari Kepala Pos Pam. Menginginkan bantuan apa. Misalnya, seperti pengurusan berkas-berkas ataupun melakukan pengamanan.
“Tapi hingga saat ini, masih terpantau aman. Jadi tugas pengamanan atau tugas berat lain masih belum ada,” ujarnya.
Untuk tupoksi turut sertanya Pramuka dalam pengamanan ini, sebenarnya kondisional. Atau menyesuaikan kondisi di lapangan.
“Jika perlu bantuan, baru kami akan langsung terjun. Misalnya seperti kondisi lalulintas sedang macet. Atau ada yang kesulitan untuk menyeberang jalan,” ujarnya.
Sementara itu, untuk jadwal nge-pam bagi anggota Pramuka dibagi menjadi dua shift. Pertama pukul 08.00-14.00. Sedangkan shift kedua, pukul 14.00 -20.00.
Menurut pengamatan Iim, untuk kejadian kemacetan biasanya terjadi pada waktu sore hari. Itu karena, arus balik wisatawan terjadi pada sore hari. Namun, kata dia, hingga saat ini masih belum terjadi kemacetan yang sangat parah.
Namun, pengalaman nge-pam kali ini berbeda. Tak sesibuk tahun sebelumnya. Mungkin hal itu ditengarai karena pandemi. Sehingga masyarakat sedikit takut untuk keluar rumah.
“Saat ini masih banyak nganggurnya. Waktu kosong itu, kami isi dengan sharing-sharing dengan para petugas pam lainnya. Sehingga bisa bermanfaat dan dapat ilmu baru,” ungkap Iim.
Lebih tepatnya, kata dia. Menjadi petugas pam seperti ini, bisa menumbuhkan sikap dan jiwa sosial. Selain itu, bisa lebih tahu kegiatan-kegiatan yang ada di kepolisian. Serta bisa mengetahui ada organisasi masyarakat apa saja.
Terpenting dapat menambah relasi dan belajar komunikasi. Karena menurutnya anak-anak jaman sekarang ini. Banyak yang kurang memiliki jiwa sosial. Ketika mengikuti kegiatan seperti ini, kata dia, bisa semakin menumbuhkan jiwa sosial.
Manfaat positif lainnya juga dapat merubah image ketika melihat polisi dan para petugas keamanan lain. Seperti memiliki kesan menakutkan. Padahal tidak.
Dengan mengikuti kegiatan seperti ini, bisa digunakan untuk lebih membuka diri. Ternyata para petugas itu tak semenyeramkan seperti yang dibayangkan.
“Salah satunya bisa lebih akrab dengan bapak-bapak TNI/Polri. Sehingga bisa menghilangkan kesan yang menakutkan,” tutupnya. (ant/jan)