Pendidikan harus tetap berjalan karena hal tersebut menjadi kunci pembangunan, yang mencakup kecerdasan dan pembangunan karakter. Maka dari itu, perlu menguubah mindset baru dalam tata cara kelola sekolah, ubah orientasi kerja generasi muda dan ubah cara budaya kerja masyarakat dengan cara yang luar biasa.
Permasalahan yang terjadi sekarang bukan hanya menjadi pembelajaran semata dalam tata kelolah pendidikan nasional, tapi menjadi ibrah bersama dalam membangun sektor pendidikan yang lebih baik sehingga dirasakan seluruh lapisan masyarakat di penjuruh tanah air.
Manusia memiliki sifat bertahan hidup dalam keadaan apapun, tentu didalamnya pasti ada sisi sifat positif dan keinginan untuk terus membangun kembali sektor yang telah jatuh karena pandemi yang melanda negeri saat ini.
Kita ketahui saat ini pendidikan di Indonesia telah mengalami perkembangan pesat Selain itu, Indonesia juga mengalami bonus demografi penduduk usia produktif yang mayoritas berasal dari milenial. Perkembangan signifikan ini meliputi Human Development Index (HDI) Indonesia, ukuran ekonomi, tingkat penetrasi internet tertinggi hingga tercepat di dunia dan bonus demografi.
Dalam upaya mendorong Indonesia menjadi negara maju, masyarakat harus fokus pada pragmatisme untuk berkolaborasi membentuk inovasi. Beberapa hal tersebut diantaranya fokus pada ke usia kerja agar bisa terserap ke dunia kerja, agar tidak terjadi penumpukan pengangguran. Pandemi Covid-19 memang membuat kendala yang sama di semua belahan dunia yaitu salah satunya bidang pendidikan.
Maka perlunya kecepatan responsif pemerintah dan dinas terkait dalam menjawab permasalahan itu. Saat ini keluarga menjadi harapan utama dalam membantu pemeritah dalam menjamin keberlanjutan bagi pendidikan indonesia saat pandemi.
Kehadiran keluarga sangat berguna dalam membina serta membentuk penguatan mental dan karakter anak disituasi tidak pasti ini, agar pertumbuhan juga perkembangan anak tak mengalami gangguan. Terutamanya pendamping saat belajar dan bermain dilingkungan rumah.
Pembangunan SDM dengan kerja keras, dinamis, dan terampil, serta meguasai pengetahuan teknologi akan menjadi fokus prioritas bagi negara kita, sebagai upaya membangun kembali sektor pendidikan kita setelah pandemi menerjang.
Pandemi Covid-19 membawa dampak negatif bagi hampir seluruh sendi kehidupan. Tidak tekecuali bidang pendidikan. Pemerintah telah menetapkan saat ini masuk ke fase kenormalan baru. Kebijakan terkait kegiatan belajar mengajar pun mulai disesuaikan.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan bersama Satuan Tugas Nasional Covid-19 telah membolehkan sekolah di zona hijau dan zona kuning menggunakan metode tatap muka. Ini tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri.
Meski pun demikian orang tua diberi kebebasan untuk membolehkan atau melarang anak ke sekolah. Selain itu kebijakan ini juga mewajibkan pihak sekolah untuk menyediakan sarana pendukung mulai dari alat pengukur suhu, hand sanitizer, tempat cuci tangan, serta mewajibkan setiap guru dan siswa juga wajib mengenakan masker selama berada di sekolah. Hal Ini dilakukan untuk menghindari sekolah menjadi kluster penularan baru pandemi Covid-19.
Kebijakan ini setidaknya membawa angin segar bagi sekolah-sekolah di daerah yang selama ini kesulitan menggunakan metode daring (Dalam Jaringan). Berbagai kendala dihadapi baik oleh pihak sekolah, guru sampai peserta didik dan orang tua.
Mulai dari sarana dan prasarana penunjaang pelaksanaan metode daring yang minim, kemampuan para guru yang belum memadai menggunakan metode tersebut, keterbatasan jaringan internet dan listrik. Belum lagi kemampuan orang tua untuk membeli HP pintar juga biaya pulsa maupun data internetnya.
Sementara, tidak semua daerah memiliki kestabilan jaringan internet sehingga para guru dan murid harus kreatif adalah solusinya. Guru dan murid yang kreatif dalam masa-masa pandemi Covid-19 menjadi kunci, sehingga membentuk kerjasama dalam keberlanjutan bagi pendidikan di Indonesia walaupun ditengah pandemi Covid-19.
Beberapa ahli pemerhati pendidikan telah banyak memberikan sebuah terobosan-trobosan mengenai pendidikan ditengah pandemi Covid-19, terobosan itu agar diperhatiin oleh pemerintah untuk membuat dan memutuskan kebijakan. Terutama kebijakan keberlanjutan bagi pendidikan di Indonesia ditengah pandemi.
Terobosan-trobosan itu telah saya rangkum dari para pemerhati pendidikan Indonesia, sebagai berikt.
Pertama, Pemerintah melalui Kemendikbud dapat membuat Kurikulum Darurat Nasional (KDN) di masa pandemi. Sebab, Kurikulum 2013 yang digunakan saat ini belum ada pengaturan tentang tata cara pembelajaran daring.
Kemendikbud juga segera membuat buku pelajaran KDN dalam bentuk e-book dan bahan tayang. Tujuannya untuk memudahkan guru dalam mengajar dan pelajar ketika belajar serta memudahkan di-share ke berbagai pihak. Kurikulum KDN ini untuk PAUD, SD, SMP, SMA dan SMK..
Kedua, pada KDN ini yang diperbanyak adalah pembelajaran berbau budi pekerti, agama, pendidikan karakter nilai moral, serta keterampilan hidup dalam pengembangan inovasi kreativitas.
Ketiga, pada KDN, Kemendikbud membuat pembelajaran online disajikan oleh guru-guru terbaik nasional yang bisa diakses secara nasional dan Kemendikbud meminta dinas pendidikan kota/kabupaten dan dinas pendidikan provinsi pun membuat kelas online dengan kurikulum darurat yang disajikan oleh guru-guru terbaik tingkat kota/kabupaten dan provinsi.
Keempat, Kemendikbud bekerja sama dengan semua lembaga kementrian baik kementerian komunikasi, lembaga BUMN, dan suasta untuk membuat aplikasi pembelajaran yang dapat diaskes semua bidang.
Kelima, Kemendikbud dapat memberikan bantuan paket data, menjamin pemerataan askes internet melalui penyediaan wifi gratis di seluruh pelosok daerah.
Begitupun, keluarga hendaknya memberikan waktu lebih banyak pada anak-anaknya dalam hal mendampingi belajar dan bermain. Hal tersebut berguna agar prilaku anak tak berubah depresi dalam menjalani pembelajaran daring.
Pembentukan karakter akan terbina bila pengawasan dari semua elemen dapat terlaksana. Covid-19 sejatinya memberikan pengajaran berharga bagi kita semua. Dimana dengan peristiwa ini kita dapat menyadari peran kita masing-masing.
Akhirnya dengan letak wilayah Indonesia yang sangat luas dan keragaman kondisi, maka dari itu kebijakan pendidikan tidak bisa dibuat sama. Setiap daerah perlu diberi ruang untuk melakukan inovasi dan terobosan terkini, agar dapat menjmin keberlanjutan bagi pendidikan di Indonesia dapat terus berjalan apa lagi dikondisi tak pasi seperti ini. (*)
Penulis : Nursaiti ( Mahasiswa Prodi PPKn UNP )