Batu – Pandemi covid-19 yang tak kunjung reda. Benar-benar membuat kelimpungan para pengusaha hotel. Terutama momen libur Natal dan tahun baru tahun ini. Biasanya mampu menggaet banyak pengunjung. Namun saat ini, masih jauh dari angan-angan.
Merebaknya pandemi benar-benar mempengaruhi okupansi hotel di Kota Batu. Bahkan belum ada kenaikan signifikan. Hingga Rabu (23/12) masih berkisar 40 persen. Padahal tahun sebelumnya, awal Desember saja, sudah mencapai 80 persen.
Ini dimungkinkan, wisatawan lebih memilih tak memanfaatkan libur Nataru. Karena lonjakan suspek covid di beberapa daerah mengalami kenaikan. Ditambah lagi harus menyertakan hasil rapid tes. Sehingga wisatawan berpikir dua kali untuk berlibur.
Ketua PHRI Kota Batu, Sujud Hariadi mengatakan: Nataru 2020 berbeda dengan tahun sebelumnya. Berimbas pada okupansi rata-rata, dari 60 hotel yang tergabung dalam PHRI.
“Kami berharap. Libur Nataru ini, mampu tembus 50 persen. Itu sudah sangat bagus dalam situasi pandemi ini. Namun, hari ini masih berkisar 40 persen,” ungkapnya kepada DI’s Way Malang Post.
Banyak pengunjung yang sudah booking, membatalkan. Karena tak jadi ke Kota Batu. Padahal pihaknya telah menerapkan protokol kesehatan. Setiap hotel mewajibkan penggunaan sarung tangan, face shield bagi karyawan. Melakukan pengecekan suhu tubuh tamu. Menyiapkan hand sanitizer dan tempat cuci tangan bagi karyawan dan tamu. Bahkan setiap rolling karyawan, dilakukan screening. Untuk memastikan dalam keadaan sehat.
“Selain itu, setiap hotel telah menyediakan tempat isolasi/karantina sementara. Penyemprotan disinfektan pada setiap fasilitas dan peralatan akomodasi penginapan juga dilakukan secara rutin. Serta kamar yang selesai digunakan tamu harus dilakukan disinfeksi dan dapat dipergunakan lagi setelah 2 x 24 jam,” beber Sujud.
Khusus bagi petugas house keeping harus memakai Alat Pelindung Diri (APD) sesuai standar kesehatan. “Untuk jumlah kamar yang digunakan masih tetap 50 persen dari total kamar yang tersedia,” tutupnya. (ant/jan)