
SEMANGAT: Ketua Panitia Pasar Seni, Uddin Noor dan kru, bangkitkan gairah seni tradisi di tengah sekat teknologi. (Foto: Istimewa)
Malang – Sempat vakum beberapa tahun. Ditambah lagi pandemi covid yang tak berujung. Dewan Kesenian Malang mengusung semangat bangkit kembali.
Berpijak pada visi, sebagai lembaga independen dalam perawatan, pengembangan dan pemanfaatan seni. DKM kembali menggelora. Membawa berbagai harapan dan siap menjawab tantangan baru.
Saat ini, dunia kesenian seolah tercabik-cabik. Berbagai teknologi menerjang dan penyikapan yang serba instan terhadap kesenian.
Generasi muda sibuk dalam egoisme kesendirian di dunia virtualnya. Pendangkalan-pendangkalan trend berkesenian seolah dilegalkan. Dengan makin mudahnya gelar keartisan yang diperoleh dari dunia virtual.
Situasi inilah yang menuntut DKM dan dewan kesenian daerah lain, untuk bersikap bijak. Memposisikan lembaga sebagai rantai penghubung.
Menjawab fenomena missing link, antar generasi. Juga peradaban seni saat ini. Kerelaan pengembangan kesenian tradisi oleh para pelaku muda kesenian dan ketulusan.
Kebangkitan menjawab tantangan baru ini, ditandai dengan pagelaran Pasar Seni. Berbagai persiapan dilakukan. Menjelang gelaran 28 Desember 2020 hingga 1 Januari 2021 mendatang.
Gelaran Pasar Seni, juga untuk memperingati ulang tahun ke-47 DKM. Jatuh pada 31 Desember 2020.
“Kami merasa, DKM dituntut untuk dapat bersikap bijak. Harus memposisikan lembaga sebagai rantai penghubung dalam fenomena missing link antar generasi dan peradaban seni saat ini,” jelas Ketua Panitia Pasar Seni, Uddin Noor, kepada pers, Senin (21/12) siang.
“Kerelaan pengembangan kesenian tradisi oleh seniman muda dan ketulusannya merawat akar seni, menjadi kunci pembuka sekat antar generasi,” imbuh Uddin Noor kepada DI’s Way Malang Post.
“Gelaran ini, akan didukung enam bidang seni berbeda dari DKM. Diantaranya, meliputi seni musik, tari, sastra, teater, rupa, film dan media baru. Selama seminggu,” ujarnya.
Pasar Seni juga menggelar workshop kerajinan tradisi. Seperti: topeng bubur kertas, raket Jabung, musik (didgeridoo, rinding), mulas wayang kulit.
Tidak ketinggalan, ada pergelaran tari dari Sanggar Citra Natya Budaya, Shakuntala, Sentra Budaya, Nava Kendedes, Sekar Tanjung. Launching antologi puisi penyair Malang Raya ‘Sajak Dwiawangga Dunia Tak Lagi Dingin’ juga akan berlangsung saat Pasar Seni.
Ada pula, pentas musik dari Kak Fery, Bejo Rinding, Azis Franklin, Soegeng Rawoeh dan orasi kebudayaan oleh Yusri Fajar.
“Kami sangat berharap. Pengunjung dapat menikmati berbagai macam seni yang sesuai dengan selera masing-masing. Nanti juga akan ada stan-stan yang menampilkan produk seni, ada juga stan industri kreatif, stan Museum Musik Indonesia (MMI) dan pemutaran dokumentasi Digitalisasi Relief Candi Jago,” paparnya.
Uddin merasa, potensi seni di Kota Malang, sangatlah besar. Sehingga, patut diberi wadah untuk menyalurkan dan memperkenalkan kepada masyarakat luas. (roz/jan)