
BANTUAN: Gubernur Khofifah mengecek bantuan 50.250 Rapid Test Antigen dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).( Foto: Humas Pemprov Jatim)
Surabaya – Pemprov Jatim mendapat bantuan 50.250 pcs Rapid Test Antigen dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Bantuan tersebut diterima Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Surabaya.
Diserahkannya bantuan tersebut berkaitan dengan meningkatnya jumlah pasien Covid-19 di Jawa Timur. Untuk itu, Pemprov Jatim kembali mengencangkan sabuk untuk mencegah penyebaran Covid-19 di wilayahnya.
“Kembali kita ingin memberikan percepatan-percepatan layanan. Rapid test antigen ini antara lain untuk memberikan percepatan testing untuk screening,” kata Gubernur Khofifah seperti dikutip dari Siaran Pers Pemprov Jatim, Kamis (17/12).
Berdasarkan data Satgas Covid-19 Jatim, per Rabu (16/12), penggunaan rapid test, baik antibody maupun antigen untuk kegiatan screening dan tracing telah tembus 1.072.733 test. Jumlah rapid test yang dilakukan ini tertinggi di Indonesia. Dengan populasi Jatim sekitar 40 juta penduduk, maka 1 dari 38 penduduk Jatim telah dites cepat Covid-19.
Sementara untuk swab test di Jatim, tercatat 752.302 jumlah individu yang telah diperiksa PCR. Dengan populasi Jatim sekitar 40 juta penduduk, maka 1 dari 54 warga Jatim telah menjalani tes Covid-19 dengan swab dan PCR test.
Gubernur Khofifah menjelaskan, rapid antigen yang akan dipakai di Jawa Timur ini menggunakan sampel hasil dari swab yang sudah mendapatkan rekomendasi dari WHO, sehingga hasilnya lebih akurat dan kredibel. Apabila dibandingkan dengan swab PCR, akurasi testing ini mencapai 85 persen. Rapid antigen juga sangat efektif untuk mendeteksi pasien yang masih menular, utamanya dengan CT Value di bawah 25.
Sehingga temuan positif dari rapid antigen dapat men-screening pasien yang masih berpotensi menularkan. Selain itu, rapid antigen relatif mudah dikerjakan dan hasilnya cepat diketahui.
“Rapid antigen ini akan mempercepat upaya 3T di Jatim. Dengan akurasi yang cukup baik dan kemampuan deteksi kasus yang masih infeksius, kita bisa segera tahu hasilnya dalam 15 menit setelah dilakukan pengambilan sampel. Ini akan mempercepat penemuan kasus baru maupun tracing di Jatim, supaya segera diisolasi dan penularan dapat dihentikan,” jelasnya.
Khofifah menambahkan, rapid test antigen ini diperuntukkan bagi semua yang beresiko tinggi, yakni yang memiliki kesibukan dan mobilitas tinggi. “Selain untuk yang beresiko, ini juga untuk yang sibuk-sibuk, karena hasilnya bisa cepat diketahui, tetapi kita berdoa mudah-mudahan kita semua sehat,” imbuhnya.
Kendati Jatim mengalami peningkatan pasien Covid-19, tetapi Recovery Rate atau tingkat kesembuhan, Jatim tertinggi kedua setelah Jakarta dibandingkan daerah lain di Pulau Jawa. Data Satgas Covid-19 per 16 Desember 2020 menyebutkan, Recovery Rate di DKI Jakarta mencapai 90,36 persen, Jawa Timur 86,35 persen, Jawa Barat 82,43 persen, Jawa Tengah 68,30 persen, Yogyakarta 67,68 persen dan Banten 62,59 persen.
Maka, Gubernur Khofifah kembali meminta kepada seluruh masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (Prokes). Sampai saat ini penyebaran Covid-19 masih belum berakhir.
“Mohon kepada masyarakat, ini penyebaran Covid belum berhenti, pastikan menggunakan masker, menjaga jarak yang aman, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, ini penting terus kita ingatkan,” pungkasnya. (azt/jan)