
Prof Wiku Adisasmito,Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19. Foto: Satgas Penanganan Covid-19
Jakarta – Satgas Penanganan Covid-19 meminta pihak-pihak rumah sakit, untuk menunggu arahan dan keputusan pemerintah, terkait program vaksinasi. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito meminta, saat ini tidak ada rumah sakit yang melakukan kegiatan promosi vaksin Covid-19.
‘’Jangan melakukan promosi atau kegiatan serupa, terkait program vaksinasi. Sebelum ada keputusan resmi dari pemerintah, untuk mencegah kesimpangsiuran informasi di masyarakat,’’ tegas Wiku, saat menjawab pertanyaan media dalam agenda keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Istana Kepresidenan Jakarta.
Wiku meyakinkan, pemerintah memastikan bahwa vaksin akan tersedia untuk seluruh masyarakat Indonesia. Baik melalui skema subsidi, maupun skema mandiri. Informasi terkait detail pelaksanaan vaksinasi saat ini, masih dalam pembahasan. Jika sudah ada keputusan resmi, akan diinformasikan kepada masyarakat. Sementara dari sisi anggaran vaksinasi, Wiku menegaskan, sejauh ini tidak ada kendala. Hal ini bertujuan untuk herd immunity atau kekebalan kelompok, melalui program vaksinasi.
Masih menjawab pertanyaan media, Wiku mengatakan, hal yang penting dilakukan ialah mencegah terjadinya lonjakan kasus, paska libur akhir tahun. Hal ini dapat dilakukan, dengan menunda perjalanan. Langkah antisipasi yang utama adalah menegakkan protokol kesehatan.
Pemerintah juga akan mengoptimalkan kapasitas tempat tidur, yang berada di rumah sakit jika terjadi lonjakan kasus. Saat ini ada 921 rumah sakit rujukan Covid-19 di seluruh Indonesia. Dengan total tempat tidur mencapai 42.091 tempat tidur. Pemerintah juga sudah mempersiapkan skenario lainnya, jika kenaikan mencapai 20 – 50 persen, maka rumah sakit dapat menampung pasien sebesar dua kali lipat.
Apabila kenaikan mencapai 50 – 100 persen, maka menambah kapasitas ruang perawatan umum, menjadi ruang perawatan Covid-19. Sehingga menambah kapasitas ruang inap Covid-19. Jika kenaikan lebih dari dua kali lipat, maka rumah sakit dapat mendirikan tenda darurat di area rumah sakit. Atau mendirikan rumah sakit lapangan, bekerjasama dengan BNPB dan TNI diluar rumah sakit tersebut.
Saat ini rumah sakit lapangan darurat telah didirikan beberapa daerah, sebagai bentuk sikap tanggap pemerintah. Seperti di Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Timur dan DKI Jakarta.
Sementara itu terkait kapasitas testing secara nasional, atau pemeriksaan laboratorium Covid-19, sempat mencapai puncak pada minggu lalu. Yakni sebesar 96,35 persen. Pencapaian itu, kata Prof Wiku, adalah angka yang sangat tinggi. Namun demikian, pencapain testing pada pekan ini harus menjadi bahan evaluasi.
Karena pekan ini, angka testing mengalami penurunan kembali menjadi 81,9 persen. Wiku menuturkan, penurunan ini bisa disebabkan berbagai hal. Salah satunya seperti penyelenggaraan pilkada serentak baru-baru ini.
‘’Hal ini tentu sangat disayangkan. Kita sudah mendekati target dari WHO (World Health Organization) pada minggu lalu,’’ jelasnya.
Terkait penurunan testing ini, Wiku meminta para pimpinan daerah, untuk melakukan evaluasi. Pemerintah daerah diminta mempertajam permasalahan yang terjadi, dimana berujung pada menurunnya angka testing secara nasional.
‘’Segera koordinasikan dengan Satgas di pusat, jika terjadi kendala yang sulit diselesaikan,’’ tegasnya.
Hal ini juga menurutnya, dapat dijadikan pelajaran bagi pimpinan daerah, dalam upaya penanganan Covid-19. Agar jangan sampai kejadian serupa terjadi kembali di masa yang akan datang.
‘’Upaya 3T yaiu testing , tracing dan treatment secara konsisten, agar deteksi dini dan penanganan pasien Covid-19 dapat berjalan dengan baik,’’ imbuh Wiku.
Lalu, bagi daerah-daerah yang sudah memenuhi target testing WHO, diharapkan untuk fokus melaksanakan targeted testing. Yaitu testing kepada kontak erat hasil tracing dari kasus positif Covid-19. ‘’Bagi daerah yang belum memenuhi target testing, agar segera meningkatkan angka testing yang targeted,’’ jelas Wiku. (rdt)