Jakarta – PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Selasa (15/12). RUPSLB ini memberi restu pembentukan PT Bank Syariah Indonesia Tbk yang merupakan hasil merger dari tiga bank syariah milik BUMN. Hery Gunardi juga ditunjuk sebagai Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Hery saat ini menduduki posisi sebagai Ketua Project Management Office merger PT Bank Syariah Indonesia Tbk.
Bank Syariah Indonesia merupakan hasil merger BRISyariah, PT Bank BNI Syariah (BNIS), dan PT Bank Syariah Mandiri (BSM). Perusahaan ini baru akan efektif beroperasi mulai 1 Februari 2021. Seluruh pejabat direksi dan komisaris yang telah ditunjuk juga akan efektif bekerja mulai 1 Februari 2021, ketika status merger serta jajaran direksi sudah mendapat persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sementara Dewan Pengawas Syariah (DPS) akan efektif setelah merger disetujui, mendapat rekomendasi dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI), dan persetujuan hasil wawancara yang dilakukan oleh OJK.
“Kedua perusahaan tersebut telah disepakati untuk digabung ke dalam BRIsyariah dan akan beroperasi pasca tuntasnya proses merger dan persetujuan merger diperoleh dari regulator dengan nama baru, yakni PT Bank Syariah Indonesia Tbk,” ungkap Sekretaris Perusahaan BRIsyariah Mulyatno Rachmanto dalam keterangan resmi, Selasa (15/12).
PT Bank Syariah Indonesia Tbk akan memiliki aset mencapai Rp 214,6 triliun dengan modal inti lebih dari Rp 20,4 triliun. Dengan aset yang begitu besar, Bank Syariah Indonesia masuk dalam daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia, dan TOP 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar dalam 5 tahun ke depan.
Bank Syariah Indonesia tetap tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan ticker code BRIS. Komposisi pemegang saham pada Bank Hasil Penggabungan ini adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) sebesar 51,2 persen, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) sebesar 25,0 persen, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebesar 17,4 persen, DPLK BRI – Saham Syariah 2 persen dan publik 4,4 persen. Komposisi saham tersebut berdasarkan perhitungan valuasi dari masing-masing bank peserta penggabungan.
Berikut adalah susunan komisaris, direksi, dan DPS berdasarkan hasil RUPSLB :
Komisaris
Komisaris Utama & Independen: Mulya E Siregar
Komisaris: Suyanto
Komisaris: Masduki Baidlowi
Komisaris: Imam Budi Sarjito
Komisaris: Sutanto
Komisaris Independen: Bangun S Kusmulyono
Komisaris Independen: M. Arief Rosyid Hasan
Komisaris Independen: Komarudin Hidayat
Komisaris Independen: Eko Suwardi
Direksi
Direktur Utama: Hery Gunardi
Wadirut 1: Ngatari
Wadirut 2: Abdullah Firman Wibowo
Direktur Wholesale Transaction Banking: Kusman Yandi
Direktur Retail Banking: Kokok Alun Akbar
Direktur Sales & Distribution: Anton Sukarna
Direktur Information & Technology: Ahmad Syafii
Direktur Risk Management: Tiwul Widyastuti
Direktur Compliance & Human Capital: Tribuana Tunggadewi
Direktur Finance & Strategy: Ade Cahyo Nugroho
Dewan Pengawas Syariah
Ketua DPS: Mohamad Hidayat
Anggota: Oni Syahroni
Anggota: Hasanudin
Anggota: Didin Hafidhuddin