Jakarta – Proses penggabungan (merger) usaha tiga lembaga perbankan syariah antara PT Bank BRI Syariah Tbk. (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM), dan PT Bank BNI Syariah (BNIS) dijadwalkan tuntas pada 1 Februari 2021.
Hery Gunadi, Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN, mengatakan para pihak terkait kini sedang mematangkan pembahasan akhir. Yaitu, menyangkut perubahan ringkasan rancangan merger yang memuat tambahan penjelasan ihwal struktur, nama, dan logo bank baru.
Publikasi perubahannya dilakukan sesuai regulasi yang berlaku, dan mengikuti persetujuan regulator. “Jika seluruh proses merger tuntas berikut persetujuan dan regulator-regulator terkait telah diperoleh, maka bank hasil penggabungan itu akan bernama PT Bank Syariah Indonesia Tbk,” jelasnya dalam siaran pers yang diterima DI’s Way Malang Post, akhir pekan lalu.
Selanjutnya, perubahan nama juga akan diikuti dengan pergantian logo. Demikian halnya dengan kantor pusat Bank Syariah Indonesia Tbk akan berpusat di Jl Abdul Muis No. 2-4, Jakarta Pusat, yang sebelumnya merupakan kantor pusat BRIS.
Bank hasil merger nanti akan diperkuat dengan susunan kepengurusan yang terdiri atas 10 direksi. “Nama-nama tiap direksi, dewan komisaris, dan dewan pengawas syariah (DPS) akan dibahas dalam RUPSLB BRIS yang dijadwalkan pada 15 Desember 2020,” papar Hery Gunadi.
Sepuluh posisi direksi itu terdiridirektur utama, dua posisi wakil direktur utama, dan masing-masing satu direktur wholesale &transaction banking, retail banking, sales &distribution, information technology &operations, risk management, compliance &human capital, serta finance &strategy. “Kami akan terus mengawal seluruh proses dan tahapan-tahapan merger hingga penggabungan ketiga bank syariah BUMN selesai dilakukan,” jelas Hery Gunadi.
Heri yang kini menjabat Dirut BSM memastikan segala rencana perubahan dan penyesuaian operasional telah sesuai dengan tujuan dan kegiatan operasional lembaga baru yang memiliki visi dalam lima tahun ke depan menjadi top 10 bank syariah terbesar di dunia dan sebagai top 10 bank terbesar di Indonesia.
“Kehadiran Bank Syariah Indonesia akan menjadi tonggak kebangkitan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, entitas baru ini tentu memerlukan identitas yang kuat dan direksi yang berpengalaman untuk menjalankan operasionalnya,” paparnya.
Dengan direksi yang akan diisi oleh orang-orang berpengalaman di bidangnya, visi Bank Syariah Indonesia untuk menjadi salah satu bank syariah terbesar di dunia akan semakin mantap dan yakin bisa diwujudkan, ujarnya.
Dirut Bank BNIS, Abdullah Firman Wibowo, menjelaskan, bank hasil merger nanti akan memiliki aset senilai Rp214,6 triliun dengan modal inti lebih dari Rp20,4 triliun. “Dengan jumlah aset dan modal inti sebesar itu, maka dalam lima tahun ke depan akan menempatkan bank hasil merger masuk dalam daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset dan Top 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar,” paparnya.
Hal ini dapat terwujud karena didukung oleh jaringan kantor yang terdiri dari lebih 1.200 cabang, 1.700 jaringan ATM, serta 20.000 lebih karyawan di seluruh Indonesia. “Bank ini akan mampu memberikan layanan finansial berbasis syariah, layanan sosial, bahkan spiritual bagi lebih banyak nasabah,” pungkasnya.(bbs/ekn)