Malang – Lanjutan kick off kompetisi Liga 1 2020/2021, yang direncanakan pada Februari 2021, tak juga kunjung ada kepastian. Terutama terkait rekomendasi atau perizinan dari pihak kepolisian. Namun keinginan arsitek tim Arema FC, Carlos Carvalho de Oliveira, mendatangkan striker asing Asia bakal terwujudkan. General Manager PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (AABBI), Ruddy Widodo isyaratkan, pihaknya mengincar salah satu striker asing Asia. Meski untuk itu, manajemen tim Singo Edan tak ingin gegabah atau grasa-grusu mendatangkannya.
‘’Jujur saja, di saat kami masih menunggu kapan kick off lanjutan Liga 1 2020/2021, dari PSSI yang tak juga ada kepastian, kami justru banyak mendapat tawaran dari agen-agen pemain asing Asia, untuk posisi penyerang. Nama-nama yang ditawarkan selalu kami share ke WA tim pelatih. Slot pemain asing kami khan masih dua. Masih ada dua slot kosong. Satu untuk pemian asing Asia dan satu lagi pemain asing non-Asia,’’ ujar Ruddy Widodo
Arema pasca latihan dan kompetisi kembali diliburkan, karena pandemi virus corona (Covid-19), masih memiliki dua legiun asing non-Asia. Mereka adalah center back asal Espirito Santo, Brazil, Caio Ruan Lino de Freitas. Menggantikan posisi yang ditinggalkan Matías Daniel Malvino Gomez (Uruguay). Satu lagi pemain juga dari Brasil, playmaker Bruno Smith Nogueira Camargo, mengisi tempat ditinggal mundur Jonathan Jesus Bauman (Argentina).
‘’Memang dari nama-nama striker asing yang ditawarkan ke kami, saat ini kami sudah ada deal nilai kontrak dan gaji dengan salah seorang diantaranya. Yaitu pemain dari Australia. Kemungkinan besar dia mengisi slot pemain asing Asia. Segala sesuatunya telah kami diskusikan dengan tim pelatih. Mereka menilai sejauh ini memiliki performa kualitas bagus dan sesuai kebutuhan tim. Tapi meski begitu, kami tidak ingin gegabah dulu. Apalagi terburu-buru,’’ tandas Ruddy Widodo.
Ruddy Widodo memberi alasan, tawaran striker asing itu, masih sebatas lisan dan belum secara resmi, dari pihak agen atau manajer si pemain. Ditambah juga, manajemen Arema memilih fokus menanti kepastian kapan kick off lanjutan Liga 1 yang nantinya menjadi musim 2020/2021.
Terlebih tim Singo Edan memiliki pengalaman pahit saat medatangkan pemain asing Asia asal Benua Kanguru tersebut. Yakni center back Brent Griffiths, jelang putaran kedua Gojek Traveloka Liga 1 2017, Senin (24/07/2017) silam. Usai lolos menjalani tes medis di Malang, mantan pemain Penang FA Malaysia dan Central Coast Mariners (Australia) itu, justru tak lolos verifikasi Liga 1.
Brent Griffiths tak penuhi regulasi pasal 36 Strata dan verifikasi pemain asing berasal dari klub kasta tertinggi (Strata 1 AFC), bagi pemain asal Australia. Dia berasal dari klub level kedua Bayswater City SC, yang berlaga di National Premier Leagues Western Australia. Serta tak memiliki caps di Timnas Australia. Akibatnya, ketika itu Arema harus menanggung kerugian. Terutama untuk pengurusan dokumen dan juga harus mengeluarkan uang untuk mendatangkan dan memulangkannya.
‘’Makanya, kami tidak gegabah. Kami belum mengirimkan offering letter kepada si pemain. Nanti saja menunggu ada kepastikan kompetisi diputar kapan. Kalau ada klub lain yang ingin mengontraknya, ya silakan. Kami akan cari pemain lain. Idealnya memang ada empat pemain asing di tiap posisi, belakang, tengah dan depan,’’ tandasnya. (act/rdt)