Batu – Pembahasannya berlarut-larut. Diwarnai pro kontra. Akhirnya, pembangunan Pasar Induk Kota Batu benar-benar menemui titik temu. Semua pihak setuju untuk pembanguan Pasar Induk Kota Batu segera dilanjutkan.
Titik temu didapat, setelah pertemuan seluruh pihak yang berkaitan dengan pasar. Duduk bersama membahas kelanjutan pembangunan pasar Induk Kota Batu. Diantaranya Diskumdag, DPKPP, Himpunan Pedagang Pasar (HPP), Paguyuban Pasar Pagi dan sebagainya.
Pembahasan pun berlangsung dua hari. Senin dan Selasa (7-8/12/2020). Berlangsung di ruang rapat paripurna DPRD Kota Batu. Mulai pukul 13.00 hingga 16.30.
Kepala Diskumdag Kota Batu, Eko Suhartono menjelaskan: Semua proses yang berkaitan dengan pembangunan pasar pihaknya tak berjalan sendiri. “Artinya, dalam semua proses ini kami selalu melibatkan para pedagang. Serta UPT Pasar Induk Kota Batu yang notabene mereka sangat mengetahui kondisi pasar tersebut,” jelasnya.
Terus terang saja, lanjut Eko, keberadaan data adalah kunci. Jika data ini sampai lepas maka perencanaan juga akan berbeda. Pertemuan ini tadi, sudah ada kesepakatan. Bahwa yang dimaksud pasar induk Kota Batu ini adalah unit 1,2,3,4,5 dan PKL.
PKL terbagi menjadi PKL pagi, PKL siang dan PKL dalam. Denyut nadi dilihat dengan situasi pasar saat ini. Berasal dari PKL pagi yang jumlahnya 1097.
“Pasar Induk Kota Batu jenisnya pasar tradisional. Namun harus memiliki kualifikasi bersih dan sehat. Beberapa hari lalu, kami mengajak para pedagang untuk melakukan studi banding. Bahkan dalam perjalanan siang dan malam, para pedagang selalu diskusi tentang pembangunan pasar. Karena mereka pengen pasarnya bagus,” katanya.
Selain itu, karena pendanaan pasar induk Kota Batu menggunakan dana yang berasal dari APBN sebesar Rp 200 miliar. Maka akan ada kualifikasi tertentu yang harus disamakan dengan pemerintah pusat. Terutama tentang SNI yang harus diterapkan.
“Kami bersyukur pada hari ini komunikasi menjadi kunci keberlanjutan pembangunan pasar induk Kota Batu. Untuk selanjutnya, semoga komunikasi bisa berjalan terus dengan baik. Baik dengan HPP, dengan Paguyuban, dengan seluruh pedagang pasar,” ungkapnya.
Dijelaskan Eko, kenapa harus selalu berkomunikasi dengan baik, karena DED hingga saat ini masih akan ada perubahan. Contohnya, saat ini DPKPP Kota Batu masih merapatkan dengan pusat tentang pembangunan pasar induk Kota Batu. Yang notabenya pasar Batu ini telah menjadi perhatian pemerintah pusat.
“Yang jelas kami sangat mengapresiasi pihak legislatif yang menjadi penengah dalam pembangunan pasar Batu ini. Karena anggaran Rp 200 miliar bukan angka yang kecil. Selain itu, kami berharap semoga pembangunan pasar ini bisa berjalan dengan lancar dan selesai sesuai target,” bebernya.
Sementara itu untuk masalah relokasi pedagang, kata Eko, nantinya akan ditempatkan disekitar stadion Brantas dan pasar sayur Kota Batu.
“Jika mereka (pedagang pasar, Red) memaksa relokasi dilakukan di lingkungan pasar. Ini sangat riskan sekali. Karena sudah pasti saat pembangunan berlangsung akan ada alat-alat dan material yang bisa membahayakan mereka,” ujarnya.
Untuk penentuan dilakukannya relokasi pihak Dinas terkait akan menunggu setelah DIPA dari pusat turun. Itu menjadi tolak ukur untuk melakukan relokasi para pedagang pasar.
Yang jelas, kata Eko, pada hari ini sudah ada kejelasan dalam kelanjutan pembangunan pasar induk Kota Batu. Untuk kedepannya tinggal menunggu instruksi dari pusat. Seperti DIPA dan segala macamnya.
Sementara itu Ketua DPRD Kota Batu, Asmadi berharap pembangunan Pasar Induk Kota Batu ini bisa berlangsung di tahun 2021 mendatang. Karena di Kota Batu sendiri merupakan kota wisata yang pengunjungnya sangat luar biasa. Pada tahun 2019 lalu saja bisa sampai 7 juta wisatawan. Masa pasarnya terkenal kumuh.
“Jika pasar Kota Batu sangat bagus. Maka hal tersebut bisa menjadi salah satu peluang wisatawan untuk berkunjung ke pasar Kota Batu,” ujarnya. Lanjut Asmadi, maka dari itu pasar ini harus terbangun dengan indah dan cantik. Dengan harapan pasar Batu bisa menjadi icon barunya Kota Batu.
“Dengan adanya anggaran sebesar Rp 200 miliar ini seharusnya bisa dimanfaatkan dengan baik. Oleh karena itu beberapa waktu lalu kami selalu mengejar-ngejar Dinas terkait dengan perkembangan pembangunan pasar besar Kota Batu,” ungkapnya.
“Bahkan kami sempat kuatir, sudah ada uang siap. Kok tidak segera dimanfaatkan. Bisa berbahaya. Jika pemerintah pusat berubah pikiran. Anggrana itu beralih ke daerah lain,” lanjutnya.
Dirinya mengungkapkan, jika sejak hari Senin lalu pihaknya telah melakukan komunikasi secara intens dengan HPP, Paguyuban Pasar Pagi, dan Dinas terkait. Dengan hasil akhir mereka semua setuju untuk segera dilanjutkan pembangunan pasar Induk Kota Batu. (ant/jan)