Malang – Sehari sebelum penetapannya sebagai tersangka, Mensos Juliari Peter Batubara (JPB) berkegiatan di Malang. Menyerahkan bantuan sosial (bansos) bagi masyarakat Kabupaten Malang. Bantuan disalurkan melalui 29 Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) se Kabupaten Malang. Secara simbolis bantuan diserahkan pada Jumat (4/12) lalu di Hotel Ijen Suites, Kota Malang. Bantuan diberikan untuk membantu masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.
“Program ini merupakan wujud nyata kepedulian pemerintah melalui Kementerian Sosial terhadap masyarakat yang terdampak Covid-19. Saya berharap bantuan ini dapat meringankan beban bapak dan ibu,” ujar Mensos Juliari P. Batubara.
Bansos yang diberikan sebanyak 13.121 paket sembako senilai Rp 2.624.200.000. Menurutnya, dalam mengatasi dampak pandemi, Kemensos memberi perlindungan sosial. Baik berupa program reguler maupun melalui program yang memang diluncurkan khusus untuk penangan dampak pandemi Covid-19. Seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Program Sembako/BPNT, Bantuan Sosial Tunai (BST), dan Bantuan Sosial Beras.
“Kita menyadari berbagai program subsidi untuk masyarakat belumlah optimal. Namun, kami selalu berupaya memberikan pelayanan sosial terbaik bagi masyarakat. Untuk itu, dengan semangat kesetiakawanan sosial kita mengajak masyarakat mampu mau meringankan beban mereka yang tidak mampu,” imbuh dia.
Mensos mengingatkan, menyalurkan bansos juga bukan pekerjaan mudah. Sebab, setelah Kemensos mengalokasikan kuota bantuan, ternyata daerah tidak bisa menyerap. Bantuan akan terserap dan tersalurkan dengan tepat jika kepala daerah proaktif berkomunikasi dengan Kemensos.
Sementara untuk daerah yang belum dapat terpenuhi jumlah bantuannya, JPB mengajak masyarakat yang mampu, pengusaha di daerah, untuk ikut mengulurkan tangan memberi bantuan juga. “Saya mengingatkan pentingnya semangat kesetiakawanan dan praktik kedermawanan serta saling gotong royong dalam mengatasi dampak pandemi,” imbuhnya.
Mensos meyakini, gerakan bersama berbasis kerelaan sosial, bisa meredam penyebaran virus korona. “Saya menyerukan kepada semua elemen masyarakat, baik dari unsur pemerintah, tokoh masyarakat, tokoh agama, dunia usaha, pendidik, kalangan akademisi, aktivis dan relawan, serta masyarakat luas, agar bersatu padu. Mari berkontribusi sesuai dengan kapasitas dan kemampuan yang ada pada kita masing-masing. Mudah-mudahan cobaan ini segera berakhir dan kita sebagai bangsa dapat bangkit kembali,” pungkasnya.
Kepala Dinsos Kabupaten Malang, Nurhasyim, mengaku tidak dilibatkan dalam penyaluran bansos oleh Kemensos pada Jumat (4/12). Baik itu keterlibatan dalam pendataan, maupun secara teknis penyalurannya. Penyaluran bansos dilakukan secara simbolis di Hotel Ijen Suites. “Saya baru tahu saat datang. Ternyata ada penyaluran bansos,” ujar Nurhasyim.
Lebih lanjut Nurhasyim menjelaskan,pihaknya juga tidak tahu menahu adanya penyaluran bansos yang diserahkan melalui lembaga kesejahteraan sosial (LKS) Kabupaten Malang. “Iya, itu bantuannya disalurkan melalui LKS. Memang kami punya datanya. Terkait jumlah LKS. Kan juga ada di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial. Tetapi, memang kami tidak tahu terkait bansos itu,” tegas Nurhasyim.
Kedatangannya dalam kegiatan itu, lanjut dia, karena ada pengarahan dari Mensos kepada pendamping program keluarga harapan (PKH) Kabupaten Malang. “Iya saya hadir, itu agendanya ada pengarahan kepada pendamping PKH. Agar pendamping PKH ini bisa menggraduasi para KPM (keluarga penerima manfaat), dan bantuannya bisa dialihkan ke warga lain yang membutuhkan,” pungkas Nurhasyim.(riz/ekn)