
DI MALANG: Gubernur Jawa Timur bersama Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko dan Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko, saat akan menggelar rapat koordinasi terkait penyiasap RSDL di Kota Malang. (Foto: Instagram Dewanti Rumpoko)
Malang – Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa memastikan, Rumah Sakit Darurat Lapangan (RSDL) Covid-19 di Kota Malang, akan segera beroperasinya. Seperti rencana semula, RSDL akan dibangun di Politeknik Kesehatan Malang (Polkesma), di Jalan Ijen Boulevard Kota Malang.
Keberadaan RSDL Covid-19 tersebut, dirasanya penting mengingat. Dalam beberapa pekan terakhir, kasus Covid-19 di Malang Raya mengalami peningkatan. Bahkan khusus di Kota Batu, dalam beberapa hari terakhir, lonjakannya hampir mencapai 100 kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Seperti saat ditinjuan Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Letjen Doni Monardo beberapa waktu lalu, RSDL itu memiliki kapasitas 306 tempat tidur.
Pada tahap awal, kapasitas untuk menampung pasien konfirmasi positif Covid-19, disiapkan 100 tempat tidur. Diharapkan, rumah sakit tersebut bisa beroperasi paling lambat sepuluh hari setelah digelarnya rapat koordinasi, Sabtu (5/12) kemarin di Kota Malang.
‘’Kita menyiapkan Rumah Sakit Darurat Lapangan di Polkesma. Dua hari yang lalu Bapak Kepala BNPB, Para Deputi, Pangdam, Kapolda dan Sekda juga sudah melihat fisik RS Darurat Lapangan,’’ kata Khofifah, kemarin.
Menurut Khofifah, penyiapan RSDL di Kota Malang ini menjadi penting. Karena relaksasi rumah sakit harus dilakukan. Apalagi, Jawa Timur memiliki percontohan keberhasilan RS Darurat Lapangan di Indrapura Surabaya. Dengan 0 persen kematian. Menurutnya, itu bisa ditiru. Artinya, RSDL Kota Malang bisa mengikuti format di RS Darurat Lapangan Indrapura Surabaya.
‘’Alhamdulillah RS Lapangan di Surabaya sampai hari ini 0 persen kematian. Artinya efektivitas layanan RS Darurat Lapangan sudah teruji. Kita sudah punya best practice, role model, sehingga di Kota Malang nanti, bisa mengikuti format RS Darurat Lapangan seperti yang sudah dilakukan di Surabaya,’’ ujarnya.
Khofifah pun mengingatkan, pentingnya maksimalisasi operasi yustisi di semua daerah di Jatim. Kedisiplinan menggunakan masker dan menerapkan protokol kesehatan, menjadi cara paling ampuh untuk bisa menekan penularan Covid-19.
‘’Tetaplah disiplin menggunakan masker, menjaga jarak yang aman dan mencuci tangan. 3M ini tetap harus dijadikan satu kesatuan kita, untuk bisa menurunkan bahkan menghentikan penyebaran Covid-19,’’ lanjut mantan Menteri Sosial ini.
Sementara itu Pangdam V Brawijaya, Mayor Jenderal TNI Suharyanto menegaskan, Kodam V Brawijaya siap membantu Pemprov Jatim, dalam operasi penegakan protokol kesehatan. Diakuinya, setiap Kodim, Koramil akan mulai kembali masuk ke kampung-kampung, untuk memberikan arahan dan imbauan kepada masyarakat untuk memakai masker. Tentunya bekerja sama dengan Polda Jatim dalam menegakkan operasi yustisi.
‘’Intinya Kodam V Brawijaya mengerahkan segala personil, sumber daya, sarana dan prasarana yang dimiliki, untuk membantu Pemprov Jatim. Segera mengembalikan Jawa Timur menjadi zona kuning. Bahkan zona hijau terkait dengan pandemi Covid-19 ini,’’ ujarnya
Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta juga menyatakan hal yang sama. Dia juga menyebut sudah menyiapkan pelaksanaan operasi yustisi bersama-sama pemerintah daerah. Polda Jatim juga diakuinya akan mengerahkan semua kekuatan yang ada. Upaya lain yang dilakukan adalah, melalui komunitas-komunitas yang ada di masyarakat yang akan diberdayakan dalam mencegah penyebaran Covid-19.
‘’Selanjutnya kami tetap melaksanakan analisa dan evaluasi, sehingga perkembangan setiap hari dapat diketahui dan dikendalikan,’’ kata Nico. (* rdt)