Malang – Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) 2020 kembali ditabuh. Meski era adaptasi pandemi covied-19, tak menghalangi kompetisi anak bangsa. Digelar 8 Oktober – 30 November 2020. Bertempat di Univesitas Indonesia (UI). Diikuti PTN dan PTS se Indonesia.
KMHE adalah kompetisi tahunan yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Bertujuan mengadu kreasi mobil mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Kali ini, pelaksanaan kompetisi berubah. Mengingat pandemi masih belum mereda. Tahun ini, hanya sampai pada tahap rancangan desain tanpa membuat prototipe mobil. Jumlah delegasi juga dibatasi. Teknis pelaksanaan lomba juga berubah.
“Format perlombaan KMHE banyak yang berubah. Ini karena pandemi. Proses pendaftaran, perlombaan hingga pengumuman pemenang dilakukan secara daring. Di samping itu, tahapan lomba juga berubah. Tahun ini hanya sampai tahap rancangan desain mobil. Bukan prototipe yang diujikan di sirkuit seperti tahun lalu,” ujar Drs Mohammad Jufri ST MT.
Dosen UMM ini, didapuk menjadi Pembina Lembaga Semi Otonom (LSO) Mekatronik. Dalam keterbatasan tersebut, pihaknya masih bisa bersaing. Bahkan meraih dua penghargaan sekaligus.
Kompetisi kali ini, tim Mekatronik dan Srikandi meraih juara 3. Kategori urban concept (city car) listrik dan urban concept (city car) gasoline.
Annisa Widya Nurmalitasari, salah satu anggota tim Srikandi menuturkan: Mereka sudah merancang desain mobil jauh-jauh hari. Itu dilakukan, agar desain yang disusun bisa maksimal. Mendapatkan hasil yang terbaik. Meski begitu, masih ada beberapa kendala yang muncul, baik dari segi praktik maupun teori.
“Sudah dipersiapkan sejak tiga bulan lalu. Tapi, kami sempat kesulitan. Bagaimana merancang desain ideal untuk kompetisi ini. Apalagi tahun ini, kami hanya bisa membayangkan. Tanpa menyentuh dan menyusun prototipe. Selain itu, kami juga membutuhkan lebih banyak teori untuk menjelaskan desain mobil yang dibuat,” ungkapnya.
Berbeda dengan tahun lalu. Tahun ini, UMM (Universitas Muhammadiyah Malang) hanya mendelegasikan dua tim. Tim Mekatronik dan Tim Srikandi dari tenik mesin.
Padahal sebelumnya, bisa mengirimkan empat tim. Ini pun dikarenakan peraturan baru. Membatasi jumlah delegasi dari tiap universitas. Panitia hanya memperbolehkan tiap perguruan tinggi mengirimkan maksimal dua tim. (roz/jan)