Aktivitas Gunung Semeru kembali meningkat, Selasa (1/12). Kali ini lebih besar disbanding hari-hari sebelumnya. Keluarkan awan panas (wedhus gembel) hingga keluarkan suara gemuruh. Sebenarnya erupsi Semeru sejak Sabtu (28/11). Guguran lavanya hanya sejauh 500-100 meter. Meski begitu, Balai Besar Taman Nasional Bromo, Tengger, Semeru (TNBTS) mengambil kebijakan menutup pendakian ke gunung tertinggi di Jawa ini. Yaitu 3.676 mdpl.
Namun, Selasa pukul 01.23 WIB hingga pukul 04.33 WIB guguran lavanya makin banyak. Jaraknya bertambah dari 2.500 meter menjadi 3.000 meter menuju kawasan Besuk Kobokan, Lumajang. Ribuan warga panic dan pilih mengungsi. Informasinya, sekitar 2.000 orang di lereng Semeru meninggalkan rumah. Mereka mengungsi ke desa sekitar yang lebih aman. Termasuk mengungsi ke Desa Tirtomarto, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang.
Informasinya, aliran lahar panas Semeru juga mengubur sejumlah alat berat untuk mengeruk pasir di Curah Kobokan, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang. Aliran lahar itu menggunung dan sudah di atas cek dam.
Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang telah mengambil langkah. Menyiapkan Posko Pengungsian di Lapangan Dusun Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro. Juga menyiapkan skema penerapan protokol kesehatan Covid-19. Memberi jarak antar satu keluarga dengan keluarga pengungsi lain.
“Kapasitas tenda pengungsian dibatasi. Hanya untuk 20 orang dari kapasitas 50 orang. BPBD juga membagi 2.000 masker kepengungsi,” kata Kabid Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, Wawan Hadi Siswoyo. (dmp/ekn)