
DISKUSI: Charis Yulianto bersama asisten pelatih lainnya, saat berbincang di sela-sela latihan. Lini belakang Arema FC terus mendapat sorotan. (Aria Cakraningrat/DI’s Way Malang Post)
Malang – Asisten pelatih Arema FC, Charis Yulianto, terang-terangan menilai, lini belakang timya relatif masih rapuh dan mudah hilang konsentrasi. Bahkan mantan center back Arema FC era 1997-2002 dan 2011-2012 tersebut mengakui, kondisi itu terlihat mencolok dalam laga uji coba terakhir. Meski mampu menggasak Madura United 4-3 (21/10) lalu, di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang.
Memasang kuartet Johan Ahmad Alfarizi, Bagas Adi Nugroho, Caio Ruan Lino de Freitas/Nur Diansyah dan Syaiful Indra Cahya/Muhammad Taufik Hidayat, dengsan kiper Teguh Amiruddin, masih mudah ditembus tiga gol tim Laskar Sapeh Kerrab. Melalui hattrick Bruno Lopes (3′, 14′, dan 54′).
‘’Jeda panjang kompetisi Liga 1 2020, meski hanya melalui WhatsApp dan streaming video, kami terus melakukan diskusi. Untuk memberikan evaluasi sekaligus pembenahan lini belakang. Kita sudah kebobolan empat gol, dalam tiga pertandingan Liga 1 2020. Tiga gol juga begitu mudahnya kebobolan, dalam uji coba melawan Madura United.’’
‘’Jujur saja, ada gol-gol lawan yang seharunsya tidak perlu terjadi ke gawang Arema. Tentu ini tak lepas dari belum solidnya koordinasi dan komunikasi lini belakang, dalam menggalang pertahanan,’’ tegas Charis Yulianto, kepada DI’s Way Malang Post lewat pesan WhatsApp.
Skuat Singo Edan saat ini, memiliki tujuh defender. Yaitu Caio Ruan Lino de Freitas (Brasil), Johan Ahmad Alfarizi, Bagas Adi Nugroho, Syaiful Indra Cahya, Muhammad Taufik Hidayat, Nur Diansyah dan Vikriyan Akbar Fatoni.
Di luar dua nama gelandang yang bisa dan kerap diplot atau ditarik ke belakang, yakni Hanif Abdurrauf Sjahbandi sebagai center back dan Hendro Siswanto sebagai fullback kanan.
Saat ini tim Singo Edan masih terbenam di posisi ke sembilan klasemen sementara. Meraih hasil kurang bagus di Malang, dibungkam Persib Bandung 1-2 (08/03/2020).
Menyesakkan. Dua gol kekalahan di Malang melawan Persib, justru merupakan ‘bonus’ dari fullback kanan mereka sendiri, Syaiful Indra Cahya. Lewat gol bunuh diri menit 41 dan pelanggaran yang berbuah hadiah tendangan penalti bagi lawan pada menit ke-77.
Begitu juga dua gol PSIS ke gawang Arema di Stadion dr. H. Moch Soebroto Magelang (14/03/2020), ketika kalah 0-2, mencolok begitu rapuhnya koordinasi Johan Ahmad Alfarizi, Matías Daniel Malvino Gomez (Uruguay), Muhammad Taufik Hidayat dan Nur Diansyah. Mudahnya pemain PSIS, Hari Nur Yuianto pada menit 45 dan Bruno Silva menit 47 merobek gawang Teguh Amiruddin.
‘’Kami juga maklum, karena dari tujuh bek yang ada, enam merupakan pemain baru di Arema tahun 2020 ini. Hanya Johan Alfarizi pemain lama. Mereka butuh waktu untuk solid. Apalagi latihan dan kompetisi beberapa kali tertunda dan terhenti. Memang agak terganggu dengan dua kali libur lanjang latihan, untuk membenahi lini belakang karena pandemi virus corona. Jika lanjutan Liga 1 jadi digelar Februari 2021, maka kami ada waktu latihan sebulan selama Januari 2021 membenahi lini belakang,’’ imbuh Charis Yulianto. (act/rdt)
Data Tiga Laga Awal Liga 1 2020
Memasukkan : 3 gol
Kebobolan : 4 gol
02/03/2020 TIRA-Persikabo vs Arema FC 0-2
08/03/2020 Arema FC vs Persib Bandung 1-2 (bunuh diri dan penalti)
14/03/2020 PSIS Semarang vs Arema FC 2-0
Kiper yang tampil :
Teguh Amiruddin (3 laga main, 270 menit, kebobolan 4 gol)
Pemain tampil sebagai bek :
Johan Ahmad Alfarizi (3 laga, 270 menit, kebobolan 4 gol)
Bagas Adi Nugroho (2 laga, 180 menit, kebobolan 2 gol)
Syaiful Indra Cahya (2 laga, 180 menit, kebobolan 2 gol)
Matías Daniel Malvino Gomez (/2 laga, 163 menit, kebobolan 3 gol)
Muhammad Taufik Hidayat (2 laga, 108 menit, kebobolan 2 gol)
Hanif Abdurrauf Sjahbandi (2 laga, 107 menit, kebobolan 1 gol)
Nur Diansyah (2 laga, 101 menit, kebobolan 2 gol)