
PARTISPASI: Kepala DKP Kab Malang, M Nasri Abdul Wahid memberikan apresiasi kepada kelompok masyarakat pegiat mitra dinas.( Foto: Bambang S/HARIAN DI’S WAY MALANG POST)
Malang – Pola Pangan Harapan (PPH) konsumsi masyarakat di Kabupaten Malang, tiga tahun terakhir mengalami peningkatan. Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kab Malang, M Nasri Abdul Wahid mengatakan: Peningkatan pola konsumsi masyarakat ini, menjadi indikator semakin meningkatnya kesadaran masyarakat. Mengkonsumsi keanekaragaman pangan. Demi memenuhi kebutuhan gizi yang lebih baik.
“Peningkatan pola konsumsi masyarakat, dapat dilihat dari sejumlah parameter. Antara lain, skor PPH, tingkat energi konsumsi yang terkait dengan standar Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang diatur dalam Permenkes No.29 Tahun 2019,” kata Nasri, selepas acara Desiminasi Pola Pangan Harapan Konsumsi Kabupaten Malang, Senin (30/11/2020).
Perkembangan PPH, penting diperhatikan. Karena, rangkuman untuk melihat bagaimana penganekaragaman pola konsumsi masyarakat. Dari keseluruhan proses skoring PPH 2018, sebesar 88.24. Pada 2019 meningkat menjadi 88.38. Tahun 2020 menjadi 88.49.
“Peningkatan skor ini, menunjukkan pola konsumsi yang beragam, berimbang, bergizi dan aman,” katanya. Semua kecamatan memiliki skor PPH di atas 60. Artinya, pada posisi tahan dan sangat tahan.
Dhyah Desianti, Kepala Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan DKP Kab Malang menyebutkan: Kecamatan Wagir skornya terendah, 65.08. PPH tertinggi Kecamatan Dampit yakni 99. Capaian pola konsumsi masyarakat Kab Malang memang belum sesuai standar Angka Kecukupan Gizi (AKG) dalam Permenkes Nomor 28/2019. Dimana rerata angka kecukupan energi bagi masyarakat Indonesia adalah 2.100 k.kal/orang/hari.
Namun, ini menunjukkan masyarakat mulai menyadari. Bagaimana pentingnya mengkonsumsi keanekaragaman pangan sesuai kebutuhan kalori. “Itu dilihat dari pencapaian skor yang terus meningkat,” urainya.
Meningkatnya kesadaran pola konsumsi, tak lepas dari peran atau kontribusi kelompok masyarakat pegiat mitra dinas. Mereka terlibat aktif mengembangkan keanekaragaman pangan. Ada yang bergerak atas inisiatif sendiri, dananya swadaya. Ada juga dengan stimulus bimbingan dinas.
Mereka memanfaatkan potensi lahan di sekitarnya.Termasuk pekarangan, halaman, sungai maupun kolam yang dibudidayakan. Mulai padi, umbi, sayur mayur, daging, susu hingga ikan. Sedikitnya 18 kelompok tani/kelompok masyarakat penggiat tersebar di beberapa kecamatan. Terdiri dari beberapa organisasi. Kelompok Wanita Tani (KWT), PKK, pendidik hingga tokoh masyarakat.
Dinas mengapresiasi melalui berbagai lomba, dibagi beberapa kategori. Pemenangnya memperoleh penghargaan mulai piagam, sertifikat hingga dana. “Dana peruntukannya sebagai motivasi. Ditujukan untuk pengembangan usaha. Seperti pengadaan bibit tanaman dan sejenisnya,” ujar Desi.
Lima kelompok pegiat keanekaragaman konsumsi masayarakat menjadi sasaran penerima apresiasi. Masing-masing untuk program: Pekarangan Pangan Lestari (PPL), Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat melalui Tokotani Indonesia (PUPM-TTI), Program Pengelola Lumbung Pangan Berprestasi, Program Kelompok Masyarakat Penyedia Sayuran Segar dan Aman serta Kelompok Pelopor Dalam Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan Masyarakat.
“Berkat peran mereka, beberapa kecamatan yang tadinya skor PPH-nya kategori tahan naik, bisa menjadi sangat tahan,” katanya. (bbs/jan)