Malang – Pemerintah gencar menggerakkan program pemulihan ekonomi dampak dari pandemi Covid-19. Salah satu upayanya, mendorong operasional sektor usaha pariwisata. Untuk memberikan pelayanan prima dan menjaga keselamatan masyarakat saat berwisata, beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pelaku usaha pariwisata adalah menerapkan standarisasi dan protokol kesehatan yang ketat.
Direktur Keuangan SDM & Investasi PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (Persero), Palwoto mengatakan, pelaku usaha pariwisata perlu meningkatkan kualitas pelayanan. Juga menjamin keselamatan masyarakat di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini.
“Pelaku usaha perlu meningkatkan value dan pendapatan sebagai aktivitas ekonomi. Namun, kenyamanan dan keselamatan masyarakat atau pengunjung tetap harus menjadi prioritas,” ujar Palwoto, kemarin.
Karena itulah, standardisasi menjadi bagian yang penting untuk mewujudkan tujuan itu. Menurutnya, standardisasi tidak hanya sebatas patuh terhadap regulasi. Namun, bagi perusahaan, standar yang dimiliki dapat menjadi garansi atau jaminan kualitas bagi konsumen yang akan menggunakan barang atau jasa yang disediakan perusahaan.
“Yang menjadi tantangan adalah membentuk budaya bahwa standardisasi adalah penting,” imbuh Palwoto.
Di TWC, standardisasi yang telah dimiliki oleh perusahaan antara lain SNI ISO 9001:2015 tentang Mutu, SNI ISO 37001:2016 tentang Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP).
Beberapa parameter pengukuran dalam upaya transparansi dan akuntabilitas operasional juga telah dilakukan oleh perusahaan antara lain penerapan e-ticketing, Enterprise Resource Planning (ERP), Penilaian GCG, Penilaian Kinerja Unggul (KPKU), tingkat kematangan risiko, tingkat kematangan IT, dan beberapa parameter ukuran lain. “Kami yakin pelaku usaha pariwisata yang menerapkan standardisasi memiliki nilai lebih, sehingga tingkat kepuasan masyarakat atau pengunjung pariwisata akan meningkat,” tuturnya.
Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Kukuh S Achmad menyatakan dukungannya pada apa yang telah dilakukan TWC. Menurutnya, melalui penerapan SNI, BSN mendorong agar pengelolaan pariwisatatetap menerapkan prinsip sustainability atau kesinambungan serta manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat sekitar.
“Jadi lingkungan sekitar tidak dirusak, masyarakat bisa menikmati, tetapi mereka juga aman di dalam melakukan kegiatan pariwisatanya. Terlebih Yogyakarta merupakan tujuan destinasi wisata baik lokal maupun internasional,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga menyebut bahwa profesionalitas pengelola kawasan di bawah naungan PT TWC, juga mutlak diperlukan. Pihaknya pun mendorong adanya kebijakan manajemen TWC untuk juga meningkatkan profesionalisme bagi insan di dalamnya. Hal ini juga erat kaitannya dengan pengelolaan kawasan pariwisata sesuai dengan persyaratan standar.
Para pelaku pariwisata di Malang Raya sebaiknya juga menerapkan standarisasi ini, guna menunjang dan menjamin keamanan kesehatan di masa pandemi. Juga agar para pengunjung merasa aman. Dampaknya, tentu angka kunjungan wisatawan akan bisa meningkat.(IDP/ekn)