Malang – Mendikbud Nadiem Makarim, merencanakan pembelajaran tatap muka mulai Januari 2021. Bagaimana kesiapan perguruan tinggi, mengingat masih dalam masa new normal pandemi covid-19?
Drs Soeparto MPd, Asisten Rektor Bidang Akreditasi Internasional merangkap ad interim Asisten Rektor Bidang Pengembangan Akademik UMM, mengatakan: Pihaknya sudah siap-siap sebelum Mas Menteri bertitah.
“Pada tahun ajaran baru ini (semester ganjil 2020-2021), kita merancang Polysynchronous Learning Model. Desain ini, kegiatan pembelajaran dimungkinkan dilaksanakan secara onsite (tatap muka langsung), online synchronous dan asynchronous,” ujar Soeparto.
Kegiatan onsite hanya boleh diikuti oleh 30 – 40 % kapasitas kelas. Normalnya, 60 mahasiswa. Kedepannya kelas hanya 18 – 24 orang saja. Mahasiswa lainnya, mengikuti secara online synchronous dari tempat lain.
Bisa di rumah atau disarankan di taman-taman kampus. Tugas-tugas dikerjakan secara asynchronous. Jadi, model ini sangat sesuai dengan protokol kesehatan yang mensyaratkan jaga jarak.
“Jika sekarang Mas Menteri sudah memberikan sinyal dibolehkan pembelajaran onsite, UMM tinggal mengeksekusi desainnya. Karena telah dirancang dan disiapkan sebelumnya,” imbuhnya.
Bahkan pengkondisian sudah dimulai setelah Ujian Tengah Semester ini. Meski masih berlaku kuliah daring. Dosen diwajibkan memberikan kuliah synchronous dari ruang kelas. Sesuai jadwal yang disusun di awal semester.
Bukan dari rumah atau tempat lain. Kecuali untuk pembelajaran yang terjadwal malam hari. Dosen-dosennya memberikan perkuliahan bisa dari rumah.
Sesuai dengan Surat Edaran Rektor tertanggal 19 Nopember 2020 untuk kegiatan akademik praktikum di laboratorium, bimbingan, seminar dan ujian tugas akhir diharapkan dilakukan secara onsite. Demikian juga untuk mata kuliah yang menuntut kompetensi tingkat tinggi.
“Terutama yang berkaitan dengan domain psikhomotorik. Diharapkan dilakukan onsite dengan protokol kesehatan yang ketat. Semua itu dilakukan karena permintaan sejumlah mahasiswa. Mungkin sudah merindukan rindangnya kampus,” pungkas Soeparto yang juga Mantan Staf Khusus Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini. (roz/jan)