Malang – Kota Malang masih kesulitan mendapatkan pendonor plasma konvalesen. Yakni plasma darah yang memiliki anti bodi. Kemudian dilakukan pemrosesan, untuk diberikan kepada pasien yang terinfeksi coronavirus disease, yang masih dalam perawatan. Plasma konvalesen itu sendiri, didapatkan dari tubuh pasien Covid-19, yang dinyatakan sembuh. Artinya, setelah pasien dinyatakan positif lewat swab test dan sudah sembuh setelah hasil swab test nya negatif.
Kasi Pengelolaan Donor UTD PMI Kota Malang, Agus Tri Prasetyo mengungkapkan, calon pendonor plasma tersebut, diutamakan laki-laki. Berusia antara 18 – 60 tahun. Dan bersedia dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk anti bodi.
‘’Setelah itu calon pendonor akan dilakukan pemeriksaan darah lengkap. Setelah semua persyaratan terpenuhi, calon pendonor harus menyertakan bukti swab test terakhir dan dinyatakan negatif. Baru bisa mendonorkan darahnya,’’ sebut Agus.
Kesulitan yang dihadapi lainnya, karena tidak semua rumah sakit dan PMI, bisa menerima donor plasma konvalesen. Hanya sejumlah rumah sakit yang masuk program Dikti. Sedang UTD PMI yang diizinkan, juga harus memiliki sertifikat BPOM. Untuk wilayah Jawa Timur, hanya Kota Malang, Surabaya, Sidoarjo dan Lumajang.
‘’Kami masih kesulitan mencari pendonor, karena masyarakat masih trauma melakukan swab test. Takut hasilnya positif lagi. Belum lagi masih banyak yang takut untuk donor,’’ imbuhnya.
Sejauh ini, di PMI Kota Malang baru ada tiga orang yang lolos tes, untuk melakukan donor plasma konvalesen. Dari jumlah yang mengisi formulir, ada 58 orang. Sementara stok darah plasma konvalesen sudah tidak ada lagi.
UTD PMI Kota Malang pun sedang mencari pendonor plasma konvalesen, untuk membantu sesama. Terutama bagi masyarakat yang terkonfirmasi positif Covid-19. Apalagi masih ada beberapa beberapa tempat di Jawa Timur, utamanya di Kota Malang, masih merasa kesulitan. Bahkan tidak jarang, harus mengambil ke Jakarta, jika stok di Kota Malang dan Jawa Timur kosong. (jof/rdt)