Batu – Berawal dari ingin mencari hiburan sembari mengisi waktu luang. Namun dari kondisi ini, Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kota Batu, Handri Isriawan, malah sukses berternak kambing etawa. Produksi susu kambingnya kini tembus pasar berbagai daerah di Jatim. Bahkan, ada pelanggannya yang dari Arab.
Susu kambing etawa memiliki berbagai macam manfaat. Salah satunya, untuk meingkatkan kecerdasan anak dan mengatasi berbagai macam penyakit. Terutama untuk kesehatan jantung.
Kini kambing etawa Handri sudah 200 ekor. Mulanya hanya berjumlah 2 ekor saja pada tahun 2011. Itu berkat keuletan dan tangan dinginnya.
“Sayang saat ini kondisi kambing sedang masa kering, sehingga produksi air susunya berkurang. Saat ini hanya sekitar 20 liter per hari. Namun, jika kondisinya normal produksinya bisa mencapai 35-40 liter,” jelas Handri, kemarin.
Dikatakan Handri, ada beberapa induk kambing yang kini tak produktif lagi, sehingga akan dijual. “Beberapa hari yang lalu ada sekitar 20 induk yang saya jual. Selain sudah tak produktif, hasil penjualan itu juga saya gunakan untuk memenuhi gaji karyawan,” ujarnya.
Handri mematok harga air susu kambingnya Rp 27 ribu per liter. Sedang satu ekor kambing etawa yang sudah besar ia bandrol dengan harga Rp 4 juta hingga 5 juta.
“Sebenarnya permintaan susu kambing etawa di masa pandemi Covid-19 ini meningkat. Namun, kondisi kambing saat ini sedang masa kering, sehingga tidak mengeluarkan susu,” katanya.
Pelanggan susu kambing etawa milik Handri telah merambah berbagai kota di Jawa Timur. Seperti Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, dan sebagainya. Bahkan yang dari Pasuruan sudah berlangganan sejak tahun 2013.
“Selain itu juga ada pelanggan dari Arab. Yakni keturunan ke 26 Syekh Abdul Jaelani. Namanya Syekh Ahmad Jaelani. Hampir setiap tahun sejak 2017 beliau selalu datang ke sini. Namun tahun ini tidak. Mungkin karena pandemi Covid-19,” urai Handri.
Menurut Handri, susu kambing etawa miliknya memiliki perbedaan dari yang lain. Ini karena, dia selalu memperhatikan kebersihan. Setiap hari kandang dibersihkan dan sebulan sekali kambing dimandikan.
“Selain itu, untuk pakan saya memberikan kulit ari kedelai. Diambil langsung dari Kediri dengan harga Rp 3.500 per kilogramnya. Selain itu saya juga memberikan makan rumput. Kurang lebih satu pikap untuk dua hari,” jelasnya.
Maka dari itu, lanjut Handri, kualitas susu kambing miliknya berbeda dengan daerah lain. Terutama, mengenai rasa dan bau. Rasanya enak dan tak berbau amis.
Diceritakan Handri, sebenarnya banyak peternak kambing etawa yang ingin menitipkan susu kepadanya. Namun dia tolak karena khawatir kualitasnya berbeda.
Selain susu murni, produksi susu kambingnya juga dibikin berbagai macam olahan. Yaitu yougurt dan susu rasa-rasa seperti rasa melon, strawbery, dan coklat. Juga dia olah menjadi bio kefir yang berfungsi untuk pengobatan.(ant/ekn)