Malang – Student Day of Civil Engineering 15th, Politeknik Negeri Malang (Polinema). Menjadi ajang berkompetisi 27 tim dari seluruh Indonesia. Agenda tahunan Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil Polinema ini, menjadi ajang mengasah kreatifitas, ilmu dan inovasi.
Menghasilkan 10 terbaik nasional: Juara 1 dan 2 diboyong Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Juara 3 dan 4 ITN Malang. Berikutnya UNS, Undip, Polinema, Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY) dan Politeknik Negeri Bandung (Polban).
Dua tim LGT (Lomba Gambar Teknik) ITN Malang mengusung konsep Stasiun Kereta Api Modern dengan Prinsip Green Architecture. Membawa Tim Creature: Moh Rikzan Wagianto, Angga Mahenda dan Bernadus David Kurniade meraih juara 3. Sementara Tim Archiestic: Ahmad Sulton Royan, Nico Firmansyah dan Pontivex Kurnia Adi Prabawa, berada di posisi 4.
Babak final diselenggarakan daring Sabtu (21/11/2020). Karena masih pandemi covid-19, maka protokol kesehatan menghindari kerumunan diterapkan.
“Menjadi tiga besar nasional, sebenarnya di luar ekspektasi kami. Sebenarnya yang mendaftar lumayan banyak. Tetapi yang mengumpulkan karya hanya 27 tim. Kemudian dipilih 10 besar, lalu diambil 3 besar untuk menuju final,” kata Rikzan Ketua Tim Creature saat ditemui di kampus 1 ITN Malang, Senin (23/11/2020).
Sesuai tema event: Inovasi Stasiun Kereta Api Modern yang Ramah Lingkungan. Maka, Tim Creature menghadirkan inovasi ruang tunggu berkonsep Ruang Terbuka Hijau (RTH) di dalam stasiun. Sehingga calon penumpang atau pengguna stasiun dapat menikmati ruangan yang nyaman dengan pepohonan sambil menanti kedatangan kereta api.
“Kami ingin memberikan inovasi stasiun kereta api yang ramah lingkungan dengan hadirnya pepohonan. Selain itu atap ruang tunggu juga dapat terbuka secara otomatis. Sehingga mengalirkan sirkulasi udara yang baik di ruangan tersebut,” imbuh mahasiswa semester tiga ini.
Dikatakan Rikzan, untuk konsep stasiun KA dipilih dan diambil dari lokalitas kereta api. Menggunakan logo PT KAI. Sehingga menghasilkan design unik. Menggunakan metode bentuk. Seperti layering (kanvas untuk sebuah objek layer dalam photoshop), fraktal (komponen dari bangunan yang mengulangi bentuknya kembali dengan skala yang berbeda), aditif (penambahan) dan folding (proses menghasilkan bentukan dalam desain arsitektur).
Selama satu bulanan, mengolah desain menggunakan aplikasi sketchup, autocaddan lumion. Ketekunan mereka terbayar. Mendapat nilai akhir memuaskan 80,61. Sedangkan urutan ke 4 dari Tim Archiestic ITN Malang mendapat skor 77,19. Sementara itu juara 1 dan 2 diboyong oleh Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) dengan skor akhir 82,54 dan 80,67.
“Lawannya cukup berat. Apalagi baru kali ini kami ikut. Selain menggambar teknik, juga harus menghitung konstruksi, menyajikan konsep, pemilihan bahan material bangunan yang tepat. Itulah kira-kira penilaian juri,” pungkas mahasiswa asal Probolinggo ini.
Bernadus David Kurniade mengatakan: Baru kali pertama Polinema membuka pendaftaran lomba, selain Jurusan Teknik Sipil, juga untuk jurusan Arsitektur. Awalnya, mereka melihat prasyarat lomba. Ada konsep ramah lingkungan dan green architecture (arsitektur hijau).
“Sebelumnya, saat tim kami, masuk 10 besar, posisi kami ada di urutan ke 6 di bawahnya tim ITN lainnya. Tapi, setelah final tim kami bisa naik menjadi juara 3. Pada babak final kami dites kreatifitas dua dimensi dan tiga dimensi. Serta presentasi. Pada tes kreatifitas, anggota dites satu persatu sesuai dengan bidangnya,” beber David. (jof/jan)