Batu – Kota Batu mantapkan siaga badai la nina. Antisipasi dan penanggulangan ancaman terburuk. Pemkot Batu menyiagakan 1100 personel gabungan. Terdiri dari ormas dan aparat. Ini upaya menekan korban jiwa. Mengingat penghujan mulai Desember.
Kepala BPBD Kota Batu, Agung Sedayu mengungkapkan: Seharusnya puncak musim penghujan, bulan Januari sampai Februari. Namun prediksi itu kemungkinan akan maju Desember ini. Karena badai la nina.
“Sementara itu, potensi terbesar dari badai la nina di Kota Batu, adalah bencana longsor. Ini dikarenakan Kota Batu merupakan daerah yang berada di dataran tinggi. Serta kontur tanahnya miring,” jelas Agung.
“Desa dan kelurahan yang siaga bencana di Kota Batu, saat ini terdapat 15 desa dan kelurahan. Dari total 24 desa dan kelurahan. Artinya, ada 9 desa dan kelurahan, yang aman dari status itu. Meski demikian, BPBD juga membentuk FPRB (Forum Pengurangan Resiko Bencana) yang setiap forumnya, memiliki anggota 30 personel relawan,” ujarnya
Sementara itu, Walikota Dewanti Rumpoko menyampaikan: Menghadapi musim penghujan ini, agar selalu waspada terhadap bencana alam. Utamanya banjir dan longsor. “Selain mempersiapkan SDM. Kami sosialisasi ke masyarakat. Bagaimana cara paling baik untuk menjaga lingkungan,” katanya.
Dia juga mengajak seluruh elemen masyarakat memanjatkan doa terbaik. Agar terhindar dari segala hal yang tak diinginkan. “Menurut BPBD, ada 23.6 persen lahan berpotensi terkena La Nina. Nah tugas kita adalah, menjaga supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Caranya, mengedukasi dan mensosialisasi masyarakat agar saling menjaga,” tutupnya.
Untuk diketahui, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengingatkan. Jika sebagian besar wilayah indonesia akan terdampak La Nina akhir 2020 hingga awal 2021. Dampak fenomena tersebut akan di rasakan di 29 provinsi kecuali Sumatera. (ant/jan)