Batu – Ketahanan pangan sangat penting di masa pandemi Covid-19 ini. Bisa menopang pemulihan ekonomi nasional (PEN). Karena itu, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kota Batu mengajak para petani perempuan turut andil menanam hortikultura secara serentak di Indonesia.
Di Kota Batu, gerakan penanaman itu dipusatkan di Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Rabu (18/11).
Ketua HKTI Kota Batu, Mardi Setya Ningsih mengatakan, kegiatan serupa telah dilakukan sebanyak du kali. Diikuti oleh para anggota PKK, RT, RW, serta Tim Penggerak PKK Kota Batu.
Saat ini anggota HKTI Kota Batu terdapat 28 orang. Terdiri dari berbagai macam profesi, mulai dari petani, peternak, pelaku UMKM dan penggerak wisata. “Selain kegiatan penanaman bahan pangan hortikultura ini, kami juga mendapatkan program ternak lele dari pemerintah pusat,” bebernya.
Dijelaskan dia, pihaknya memiliki visi mengangkat derajat perempuan tani. Jadi pihaknya sangat fokus bagaimana perempuan tani mampu meningkatkan ketahanan pangan. “Untuk mencapai visi misi itu, hal utama yang akan dilakukan HKTI adalah meningkatkan SDM petani perempuan terlebih dahulu. Dari petani tradisional menjadi petani modern atau bahasa kerennya petani milenial,” katanya.
Untuk meningkatkan SDM petani perempuan, HKTI akan melakukan sejumlah pelatihan dan praktik secara langsung. “Jadi bukan hanya dari teori saja yang didapat. Namun, penerapannya juga bisa diperoleh secara langsung,” papar Mardi Setya Ningsih.
Karena itu, HKTI akan saling bersinergi dengan Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Sosial, dan Dinas Kesehatan. Bahkan, beberapa hari lalu HKTI Kota Batu telah menyerahkan 2.000 pcs obat herbal kepada Dinkes. Diperuntukan bagi penderita Covid-19. Obat itu merupakan produksi Korea yang diserahkan langsung kepada HKTI.
Petani perempuan di Kota Batu kini telah bergerak. Meski baru di lahan seluas 600 meter persegi. Itu pun lahannya bukan milik sendiri, melainkan sewa dengan harga Rp 2,5 juta per tahun.
Menurutnya, saat ini petani merupakan salah satu pondasi untuk keberlangsungan hidup masyarakat. Karena jika tak ada petani, seluruh masyarakat tak bisa apa-apa. Tidak bisa makan.(ant/ekn)