Jakarta – Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia, membawa dampak yang begitu dahsyat bagi seluruh lapisan masyarakat. Pemerintah kerapkali mengimbau masyarakat, untuk selalu menerapkan protokol kesehatan 3M. Yaitu mencuci tangan dengan sabun, memakai masker dan menjaga jarak aman minimal 1 meter.
Namun, masih banyak ditemukan anggota masyarakat yang tidak mengindahkan dan menganggap protokol kesehatan, sebagai sesuatu yang sepele. Terutama dalam penggunaan masker dan berkumpul.
Melihat kenyataan ini, Bidang Koordinasi Relawan Satuan Tugas Penanganan COVID-19 kembali mengingatkan masyarakat Indonesia, terutama bagi para tokoh masyarakat, untuk menjadi panutan dalam menerapkan protokol kesehatan 3M, dalam berkegiatan sebagai wujud adaptasi kebiasaan baru di era pandemi Covid-19.
Andre Rahadian, Ketua Bidang Koordinasi Relawan Satuan Tugas Penanganan COVID-19 menyampaikan, agar Indonesia terlindung dan bebas dari Covid-19, diperlukan kolaborasi total dari seluruh lapisan masyarakat. Untuk saling bahu membahu, dengan saling menegur dan menjaga orang terdekat, dalam hal penerapan protokol kesehatan.
Para tokoh masyarakat, kata Andre, memegang peran penting dalam mengajak dan menjaga masyarakat, untuk menerapkan protokol kesehatan dalam aktifitas sehari-hari. Para tokoh masyarakat ini, adalah ujung tombak. Kedisiplinan serta kepatuhan mereka dalam menerapkan protokol kesehatan, menjadi suatu contoh panutan bagi para pengikutnya.
‘’Jangan malah melakukan kegiatan yang bertentangan dengan protokol dan membahayakan masyarakat. Kita tidak boleh lengah, virus Covid-19 masih berada di sekeliling kita, hingga waktu yang belum dapat ditentukan,’’ katanya.
Elemen yang paling penting dalam mewujudkan adaptasi kebiasaan baru ini, adalah masyarakat; bagaimana mereka dapat menjalankan aktivitas sehari-hari, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Terutama bagi mereka yang berada di kelompok rentan terdampak.
Kedisiplinan di era pandemi ini, kata dia, adalah sebuah gerakan pre-vaksin yang bisa berjalan dengan sukses, jika didukung oleh kolaborasi dan dukungan dari seluruh pihak.
‘’Satgas terutama Bidang Koordinasi Relawan mengingatkan, puluhan bahkan ratusan ribu relawan sudah bekerja mengedukasi, mengajak dan mengingatkan masyarakat untuk menerapkan perubahan perilaku, sebagai satu-satunya jalan menghindari penularan Covid-19 Jangan sampai usaha selama delapan bulan ini, dengan banyak pengorbanan, hilang karena tokoh masyarakat yang abai. Tolong pikirkan nasib masyarakat yang bisa tertular, terutama kelompok rentan,’’ sebutnya.
Dengan adanya kolaborasi dari tokoh masyarakat, untuk memberikan contoh penerapan protokol kesehatan, serta ditambah dengan bantuan dari pemangku kebijakan, para pelaku industri serta seluruh anggota masyarakat, dapat membantu Pemerintah dalam menekan angka penyebaran Covid-19 di Indonesia. (STPC19 /rdt)