Malang – Sudah hampir setahun masa pandemi Covid-19 belum juga berakhir. Masyarakat pun hingga kini masih harus mematuhi protokol kesehatan mencegah penyebaran virus corona. Seperti cek suhu tubuh, memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, dan menjaga jarak serta menghindari kerumunan.
Di era new normal ini, masyarakat yang berpergian ke tempat wisata, mall, rumah makan, ataupun hotel, akan melihat wastafel. Petugas juga mengecek suhu tubuh calon tamu.
Melihat wastafel hanya berfungsi untuk mencuci tangan saja, SMK PGRI 3 Malang (Skariga) mencoba mengembangkan inovasi baru. Yakni, Smart Wastafel. Alat ini menggabungkan cuci tangan, sabun, pengering, dan pendeteksi suhu tubuh secara otomatis.
“Selama ini wastafel standarnya hanya mencuci tangan, sabun, dan pengering. Namun, wastafel kami ditambahi dengan sensor tubuh, sehingga akan mendeteksi suhu tubuh tanpa menyentuh layar. Kemudian kami juga memanfaatkan teknologi molor yang saat ini sedang berkembang,” kata guru pembimbing, Ahmad Mursid, kemarin.
Selain itu, smart wastafel ini juga dapat menampilkan berbagai informasi terkait Covid-19. Mulai dari jumlah kasus positif Covid-19 hingga mendeteksi suhu sekitar ruangan.” Melalui smart wastafel ini, masyarakat cukup berdiri mencuci tangan dan dapat melihat suhu tubuh maupun informasi Covid-19,” jelas Ahmad Mursid.
Jika suhu tamu melebihi 38 derajad Celsius, maka wastafel itu akan mengeluarkan tulisan. Smart wastafel ini juga memiliki beberapa fungsi mulai dari sabun keluar otomatis, air otomatis , pengering otomatis, dan suhu badan, serta informasi terkait dengan update Covid-16.
Kendala yang dihadapi siswa Andre Edua bersama timnya dalam mengembangkan inovesi smart wastafel ini adalah proses pencarian programing dan riset. Sebab, ini alat baru dan baru tercetus. Perlu banyak pembelajaran yang awalnya tidak tau akhirnya kami jadi tau. “Kalo proses pembuatannya sekitar dua minggu mulai dari rangka sampai intalasi,” papar Andre.
Kini inovasi smart wastafel ini lolos seleksi untuk bersaing dengan 30 peserta dari 16 SMK, 14 perguruan tinggi vokasi, dan lembaga pelatihan khusus di ajang karya /kompetensi vokasi (V-Factor) Indonesia yang di selenggarakan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi.
“Kami berangkat Rabu (18/11) dan Jumat (20/11) kompetisi di mulai. Di sana nanti akan diseleksi mulai dari tampilan dan presentasi hingga uji alatnya,” pungkas Koordinator V-Faktor Indonesia SMK PGRI 3 Malang, Adi Ariyanto.
Kompetensi Vokasi (V-Factor) Indonesia merupakan perwujudan ruang inkubasi, ruang ekspresi, ruang fasilitasi, dan ruang apresiasi bagi peserta didik vokasi yang inovatif dan kreatif, serta dunia pendidikan vokasi, guna membalik stigma masyarakat tentang pendidikan vokasi. Juga mendorong percepatan lahirnya tenaga-tenaga terampil dan ahli di bidangnya yang siap menghadapi era revolusi industri 4.0.(jof/ekn)