
Harian DIs Way Malang Post
Malang – Deru perahu kembali memecah air Ekowisata Boonpring Andeman Desa Sanankerto, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang. Perahu itu mengangkut sejumlah pengunjung. Ekowisata Boonpring adalah salah satu destinasi di Malang Raya yang sudah kembali buka dengan penerapan ketat protokol kesehatan guna pencegahan penyebaran Covid-19.
Meski hari itu Jumat (6/11) tetap ramai pengunjung. Mereka memakai masker dan selalu jaga jarak. Pengelola juga menyediakan sejumlah tempat cuci tangan lengkap dengan sabunnya.
Para pengunjung mengapresiasi pembukaan wisata ini, meski dengan protokol kesehatan yang ketat. “Bisa jadi obat rasa rindu. Saya ke sini ingin liburan menikmati keindahan alam. Juga mencari edukasi terkait arboretum dan jenis-jenis bambu,” ujar seorang pengunjung.
Samsul Arifin selaku Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kertoraharjo Desa Sanankerto mengungkapkan, pihaknya akan mengembangkan arboretum dan penelitian tentang jenis bambu yang ada di ekowisata ini. Bahkan, pihaknya mendapat donasi jenis bambu dari Universitas Udayana Bali.
Samsul Arifin pun mengaku telah belajar dari pandemi ini bahwa BUMDes yang dikelolanya harus bisa bertahan. Tidak hanya mengandalkan satu unit usaha saja, tetapi juga menggeliatkan unit-unit usaha lain.
“Pandemi Covid-19 menjadi pukulan yang sangat berat. Kami tutup total mulai Maret sampai Juni. Kami harus mengeluarkan anggaran ekstra. Karena kami mempunyai 42 karyawan tetap dan beberapa freelance. Total karyawan kami ada 110 orang,” papar dia.
Dalam merawat lahan seluas 36,8 hektare itu, dia selalu menganggarkan sebesar 5 persen dari nilai keuntungan per tahun untuk cadangan dan pengembangan. Tidak disangka pandemi datang. Samsul pun harus merelakan dana cadangannya ini untuk membiayai perawatan maupun operasional hingga bulan Juni 2020.
“Kalau kemarin tutup sampai dengan Agustus, mungkin kami akan angkat tangan. Alhamdulillah bulan Juni sudah diperbolehkan buka, namun dengan protokol kesehatan yang ketat,” terangnya saat ditemui DI’s Way Malang Post di Wisata Boonpring Andeman.
Pada saat awal buka, pengelola BUMDes dengan Dinas Pariwisata telah bersepakat untuk mengikuti protokol kesehatan. Pemkab Malang dan Satgas Covid-19 pun selalu rutin memonitor pelaksanaan protokol kesehatan ini. Bahkan, pengelola Boonpring meminta bantuan petugas untuk menjaga protokol kesehatan.
BUMDes juga memiliki dana obligasi dari masyarakat. Tujuannya, agar masyarakat merasa memiliki dan ikut bertanggung jawab terhadap permasalahan BUMDes. Dengan adanya kebersamaan dari seluruh masyarakat, destinasi wisata ini dapat bertahan di saat pandemi Covid-19. (nyk/ekn)