Bank Indonesia mempublikasikan survei Indeks Penjualan Rill (IPR) masih terkontraksi -12.3% (yoy) pada Juli 2020, namun persentasi tersebut telah membaik jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang terkontraksi -17.1% (yoy). IPR tersebut mencerminkan penjualan eceran saat ini masih turun dibandingkan dengan tahun sebelumnya, namun telah
mulai membaik jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Kontraksi ini menjadi reaksi pasar ketika roda perekonomian di masa pandemi melambat. Pada dasarnya tidak ada bisnis yang kebal dari pandemi COVID19 ini dikarenakan terinfeksinya pasar global karena meningkatnya kecemasan publik sehingga pasar kian tergerus dan berimbas kepada berbagai perusahaan maupun UMKM. Dalam kondisi
pasar saat ini, sektor Koperasi dan UMKM menjadi nadi dan soko guru dalam pemulihan kembali ekonomi nasional.
UMKM memiliki peranan yang besar dalam pemulihan ekonomi nasional, hal ini dikarenakan
perkembangan UMKM dapat memicu perluasan dan pembukaan lapangan kerja baru sehingga meningkatnya penyerapan tenaga kerja. Pemerintah saat ini juga telah bergerak melalui BUMN dengan melakukan merger kepada tiga Bank Syariah yaitu BRISyariah, BNI Syariah dan Bank Syariah Mandiri.
Fokus BUMN pada sektor Perbankan Syariah tidak lepas dari stimulus untuk penyaluran pembiayaan yang terjangkau keberbagai sektor seperti halnya UMKM. Penerapan PSBB dan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) yang membatasi ruang gerak dan aktivitas masyarakat mulai mendisrupsi pola dan prilaku konsumen saat ini. Berdasarkan Data Digital Report yang dirilis oleh We Are Social dan Hootsuite terkait digitalisasi di Indonesia Tahun 2020, pengguna internet di Indonesia dengan rentang umur 16 sampai 64Tahun 93% pernah melakukan pencarian produk secara online dan 88% pernah melakukan transaksi secara online melalui perangkat selulernya.
Persentase tersebut dapat menjadi suatu peluang besar UMKM untuk masuk kedalam bisnis digital. Hal ini dikarenakan terjadinya pergeseran perilaku konsumen yang lebih memilih bertransaksi secara online dengan berbagai alasan, sepertihalnya kemudahan pencarian produk, keamaan transaksi hingga pada alasan menjaga kesehatan bersama dengan
mengurangi intensi pertemuan secara langsung.
Program pengembangan UMKM kearah penjualan secarra online juga menjadi perhatian Pemerintah melalui Kementrian Koperasi dan UKM. Menteri Koperasi dan UKM RI, Teten Masduki, megatakan bahwa pemerintah saat ini telah berusaha meningkatkan intensi pelatihan dan pendampingan UMKM dengan platform digital. UMKM saat ini diajak untuk
berkolaborasi dengan 4 Unicorn platform di Indonesia. UMKM juga harus telah siap secara kapasitas produksi karena dalam transaksi online kecepatan menjadi faktor utama, apabila UMKM belum dapat secara cepat dalam memproses transaksi maka akan kita berikan pelatihan dan pendampingan secara berkelanjutan.
Peluang untuk membuat UMKM baru juga telah didukung oleh pemerintah melalui kemudahan mendirikan usaha baru. Banyak orang berangapan bahwa situasi pasar saat ini tidak menentu sehingga sangat beresiko ketika harus menginvestasikan modal yang tinggi. Adanya teknologi dan digitalisasi saat ini telah menghilangkan masalah terkait dengan modal yang tinggi. Hal ini dikarenakan usaha dapat dimulai dengan skala kecil terlebih dahulu dengan memanfaatkan media dan platform digital sehingga meminimalkan resiko yang ada.
Dengan berkolaborasi dengan berbagai platform digital, UMKM dapat dapat bergerak dan maju dengan cepat apabila penawaran produk yang dilakukan sesuai dengan keinginan
dan permintaan pasar. UMKM saat ini juga harus terbuka dan mengikuti transformasi digital
agar keberlangsungan, pertumbuhan dan perkembangan usaha dapat dipertahankan. Dengan mengadopsi digital, UKM dapat mengatasi masalah yang terkait dengan jumlah pekerja yang sedikit, sumber daya yang terbatas dan pemodalan yang terbatas. Transformasi digital membuat UMKM lebih akurat, efisien, produktif, dan lebih murah untuk dijalankan.
Adaptasi pada transformasi di era distuptif menjadi penting saat ini. Perusahaan-perusahaan besar saat ini apabila tidak dapat menyesuaikan diri terhadap situasi saat ini maka kemungkinan akan tergeser oleh kompetitornya. Seperti apa yang disampaikan oleh Prof. Rhenald Kasali bahwa tidak ada yang tidak bisa diubah sebelum dihadapi tetapi kesiapan
adalah segalanya. Adanya pandemi ini mempercepat arus distruptif pada beragam sektor ekonomi. Selalu ada yang diuntungkan dan dirugikan ketika era distruptif mulai berjalan.
Sebagai contoh realistis terhadap perkembangan teknologi saat ini. Teknologi saat ini hampir telah menghilangkan pekerjaan seorang Translator, tetapi disisi lain teknologi memunculkan pekerjaan baru seperti halnya Copy writer. Bercermin dari hal ini, siapa yang dapat bertahan adalah siapa yang dapat beradaptasi terhadap perubahan-perubahan secara dinamis.
Penulis : Ryan Frederick Tanprajna, Magister Manajemen Universitas Atma Jaya Yogyakarta